Menyukai buku-buku fairytale? Sastra Anak, literatur untuk anak dengan bahasa yang sederhana dan pemanfaatan ilustrasi ternyata tidak lepas dari kritik sastra.
Pendekatan yang dilakukan dalam kritik sastra anak antara lain :
1. ‘Fokus Anak’
merupakan strategi bagaimana anak membaca bukunya secara khusus terhadap proses mekanismenya, sehingga mereka bisa merekomendasi buku apa yang bagus ke anak. Kritik ini sering menyanggah buku apa saja yang anak-anak akan suka dan buku apa yang bagus untuk mereka. Meskipun kritik ini masih berpusat ke anak, para disiplin berusaha memperluas dengan memasukkan berbagai mode analisis. Kritik sastra anak sekarang ini dimasukkan ke dalam analisis yg lebih luas, seperti teori sasta dan cultural studies.
merupakan strategi bagaimana anak membaca bukunya secara khusus terhadap proses mekanismenya, sehingga mereka bisa merekomendasi buku apa yang bagus ke anak. Kritik ini sering menyanggah buku apa saja yang anak-anak akan suka dan buku apa yang bagus untuk mereka. Meskipun kritik ini masih berpusat ke anak, para disiplin berusaha memperluas dengan memasukkan berbagai mode analisis. Kritik sastra anak sekarang ini dimasukkan ke dalam analisis yg lebih luas, seperti teori sasta dan cultural studies.
2.
Skema anak-anak
Banyak kritikus sastra anak memasukkan anak-anak ke dalam kategori sosial, dari gender, etnis, agama dll. Lissa Paul (1987), seorang kritikus feminis sastra
anak meneliti bagaimana anak perempuan dan laki-laki membaca buku. Penelitian ini dilanjutkan oleh beberapa
kritik yang memperlihatkan bahwa pilihan bacaan anak justru “dikendalikan” oleh
orang dewasa yang berhubungan dengannya. Orang dewasa memilihkan buku untuk anak
daripada membiarkan anak memilih bukunya sendiri. Tahun 2004, penelitian ini dilanjutkan dengan
hasil bahwa identitas seseorang itu dibentuk oleh orang lain, bukan dibawa lahir. Maksudnya, peran dewasa-lah yang membentuk
identitas anak-anak sendiri.
3. Fokus tekstual
adalah pendekatan dengan perspektif studi kesusastraan, mengkaji teks sebagai ‘hanya teks’ tanpa menyertakan pembaca. Stephens dan McCallum (1998) berdiskusi tentang hal intertekstual pada sastra anak, sementara Nodelman (1990) melihat perpaduan teks dan ilustrasi di buku bergambar.
4. Fokus cultural studies
yaitu dengan meneliti sastra anak sebagai salah satu aspek budaya. Bacaan anak adalah produk konsumsi,sama halnya dengan budaya anak lain : video games, tv, mainan dll. Beberapa peneliti yang telah melakukan hal ini antara lain: 1) Jenkins, menganalisis sastra anak secara general, 2) Mackey, menganalisis sastra anak sebagai artefak budaya.
* RaBuku Tahukah Kamu adalah segmen tweet PlotPoint yang diadakan tiap Rabu, mulai pukul 13.00-15.00 WIB
No comments:
Post a Comment