Tuesday, September 24, 2013

Discover Your Talent!

Halo guys!


Kalian masih ingat kan tentang Toto’s Film Making Class yang Plotpoint update minggu lalu?

Buat yang belum tahu, Toto’s Film Making Class ini adalah workshop pembuatan film yang pesertanya adalah siswa-siswi SMA. Acara ini adalah program CSR Blitz Megaplex yang bekerja sama dengan CJ, CJ CGV dan didukung oleh SAE Institute, Stikom LSPR, dan tentunya Plotpoint Kreatif. 



Nah peran Plotpoint di sini, ngumpulin para praktisi film untuk menjadi mentor dan membagi pengalaman mereka. Nah sekarang Plotpoint mau rangkum kegiatan apa saja yang dilakukan sama peserta Toto’s Film Making class ini. 

Hari pertama Toto’s Film Making Class ini dilaksanakan di kampus LSPR pada tanggal 13 September yang lalu. Acaranya dibuka oleh sambutan dari pihak Blitz selaku penyelenggara. Pada hari itu, juga dijelaskan mengenai konsep acara dan latar belakang dari acara Toto’s Film Making Class. 

Ternyata Toto’s Film Making Class ini gak hanya diadakan di Indonesia saja lho guys. Acara serupa juga pernah diadakan di China dan Vietnam. 

Wah bangga banget ya bisa ikut serta workshop kelas dunia ini!

Para peserta workshop, yang merupakan siswa-siswi SMA dari JABODETABEK ini dikumpulkan di ruangan auditorium guys. Kemudian mereka berkenalan dengan para mentor. Mentor-mentor yang berpartisipasi dalam workshop ini adalah tokohtokoh yang aktif berkesenian dibidang perfilman, antara lain ada Salman Aristo, Lance Mengong, Chandra Endroputro, Ardy Octaviand, Ari Syarif, Lala Sheila, Robby Ertanto, Sastha Sunu, Faozan Rizal, dan Wawan I Wibowo.

Setelah itu, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bermain games bersama para mentor. Seru banget! Ada games pesan berantai, deskripsi wajah, sambung kata, dan lain-lain. Para mentor juga ikutan main lho guys!

Kira-kira kalian tahu gak nih tujuan games-games yang dimainkan oleh peserta dan mentor? 

Selain untuk mencairkan suasana, bermain games juga bertujuan untuk memperat peserta dan mentor sehingga nanti mereka tidak akan canggung sewaktu proses pembuatan film. Tujuan yang lain adalah agar tercipta rasa saling percaya di antara para peserta dan mentor.

Mas Chandra Endroputro (kiri) sedang bermain games bersama peserta


Setelah seru bermain, para peserta kembali duduk di kursi masing-masing untuk mendengarkan penjelasan tentang pembuatan film dari mentor-mentor. Mereka dijelaskan tentang apa pentingnya cerita, pembuatan naskah film, pra-produksi, paska produksi, teknik pencahayaan, teknik pengambilan gambar, storyboard, dan juga pengeditan film.


Para peserta workshop sedang belajar teknik penguasaan kamera


Hari kedua, masih di kampus LSPR, para peserta diberikan arahan-arahan lebih detil tentang teknik-teknik pembuatan film. Pssst, ada mentor tamu juga lho yang datang untuk berbagi ilmu. 


Hayo siapa ya kira-kira? 

Yak mentor tamunya itu mas Joko Anwar. 

Pasti udah gak asing lagi dong ya sama namanya. Karya-karya yang pernah dibuat oleh Joko Anwar antara lain film Modus Anomali, Kala, Pintu Terlarang, dan banyak lagi. Kebayang dong ya ilmu-ilmu yang bisa dibagikan mas Joko Anwar untuk para peserta workshop. Pastinya berguna banget pada saat pembuatan film mereka.

Mentor tamu, Joko Anwar, sedang menjelaskan tentang premis

Ketika sesi bersama mas Joko Anwar, para peserta berlatih membuat premis film sebagai dasar pembuatan film mereka. Premis-premis yang mereka buat bagus-bagus guys. Berpotensial untuk dibuat menjadi film yang bisa menang penghargaan. 

Setelah latihan membuat premis, mereka dibagi kedalam lima kelompok. Masing-masing kelompok memilih judul film Indonesia sebagai nama kelompok mereka. Ada kelompok Senggol Bacok, Berandal-berandal Ciliwung, Arisan, ?, dan 5 cm. Tiap kelompok punya mentor masing-masing guys yang akan membimbing mereka selama pembuatan film.

Pada hari itu, para peserta juga mengeksplorasi area kampus LSPR yang akan dijadikan lokasi syuting. Para mentor juga ikut mengarahkan peserta untuk mengeksplorasi lokasi-lokasi yang tersedia di kampus LSPR.


Mas Ari Syarif bersama kelompok Arisan sedang mengeksplorasi lokasi syuting


Sudah puas cek-cek lokasi syuting, para peserta kembali ke dalam kelas untuk mendiskusikan film apa yang mau mereka buat guys. Tema-temanya macam-macam. Ada yang drama, ada juga komedi. Mereka juga gak takut untuk meminta saran dari mentor ketika membuat naskah filmnya. Terlihat jelas mereka sangat antusias untuk membuat film mereka sendiri.

Nah hari ketiga itu adalah hari para peserta syuting guys. Naskah film, yang sudah mereka buat, dihafalkan dan gak lupa menjadwalnya syuting adegan-adegannya. Ada kelompok yang syuting pertamanya untuk adegan di luar ruangan dan ada juga yang di dalam ruangan. Sibuk banget pokoknya para peserta Toto’s Film Making Class ini mengatur meja, kursi, dan semua properti yang mereka butuhkan sewaktu syuting.



Kelmpok ‘Berandal-berandal Ciliwung’ sedang melakukan syuting


Di sini ini fungsi sutradara sangat penting dalam pembuatan film karena sutradara yang menentukan sudah bagus atau belum adegan yang sedang direkam. Kalau sutradara belum puas adegan akan diulang sampai hasilnya bagus. 

Good job pak sutradara!

Karena membutuhkan beberapa pemain yang sudah dewasa, banyak panitia Toto’s Film Making Class yang diajak bermain menjadi extras atau juga pemeran utama. Wah wah, semakin seru aja proses syutingnya. Saking seriusnya, mereka baru selesai syuting malam hari lho. Padahal besok sudah hari Senin dan mereka harus masuk sekolah. Antusias banget ya semua pesertanya! :D


Kelompok ‘Senggol Bacok’ sedang melakukan syuting


Pada hari Seninnya, setelah para peserta pulang sekolah tentunya, mereka dikumpulkan lagi untuk belajar mengedit film. Mereka berkumpul di SAE Institute dan dipinjamkan ruang-ruang kelas untuk mengedit film mereka. Bagian mana yang dipotong, kemudian disambungkan dengan bagian yang mana. Rumit banget ya kedengarannya. Tapi untungnya mereka juga dibantu oleh mahasiswa jurusan Film di SAE Institute. Makin banyak nih ilmu yang mereka pelajari di Toto’s Film Making Class ini.


Kelompok ‘?’ sedang serius mengedit film mereka


Selain memotong-motong film, mereka juga harus memasukkan efek suara untuk filmnya agar filmnya menjadi lebih hidup dan ada sedikit efek dramatisnya. Para peserta sendiri lho guys yang mencari efek-efek suara yang copyright free untuk filmnya. 


Kelompok ‘Senggol Bacok’ sedang serius mengedit film mereka


Agenda hari Selasa hampir sama dengan hari Senin, melanjutkan mengedit film dan juga mendesain poster film mereka. Sewaktu mereka membuat poster, kakak-kakak dari SAE Institute juga ikut membantu mereka. Kak Lala Sheila juga membantu mereka. Tapi tentunya ide desain posternya dari mereka sendiri guys.


Kelompok ‘Senggol Bacok’ sedang mendesain poster


Dan sekarang tibalah pada hari yang ditunggu-tunggu yaitu hari pemutaran film mereka. Hari pemutaran film mereka dijadwalkan pada hari Kamis tanggal 19 September di Blitz Megaplex, Pacific Place. Di depan Blitz Megaplex sudah terpampang poster-poster hasil karya para peserta workshop. Bangga pastinya! Apalagi hari pemutaran film ini juga akan dihadiri oleh keluraga dan teman-teman peserta workshop.

Jam 15:00 para peserta beserta para keluarga yang diundang dipersilakan untuk masuk ke ruang pemutaran film. Gak hanya keluarga yang dating guys, ada tamu-tamu kehormatan lainnya antara lain perwakilan dari Kemenparekraf dan ada juga artis yakni Indra Bekti dan Alex Komang.

Selesai pemutaran film, tidak lupa ada pembacaan pemenang penghargaan dari mentor-mentor Toto’s Film Making Class. Kategori Best Movie dan Best Screenplay dimenangkan oleh kelompok Berandal-berandal Ciliwung dengan film mereka ‘Ciuman Maut’. Best poster dimenangkan oleh kelompok 5 cm dengan film mereka ‘Hopes’. Best Directing dimenangkan oleh kelompok Arisan dengan film mereka ‘Suara’. Best Cinematography dimenangkan oleh kelompok ? dengan film mereka ‘Tikungan Banci’. Best Editing dimenangkan oleh kelompok Senggol Bacok dengan film mereka ‘On Air’. Selamat ya! :D

Kelompok ‘5 cm’ memenangkan kategori Best Poster


Lewat Toto’s Film Making Class ini kita bisa belajar banyak guys. Contohnya para peserta workshop yang sangat antusias menyerap materi dari para mentor. Juga belajar dari para mentor yang tidak segan untuk membagi pengalaman mereka kepada para peserta. Jangan pernah takut untuk bermimpi guys! Karena bisa saja kalian besok yang akan merasakan ‘Dream comes true!’ seperti para peserta Toto’s Film Making Class ini.

Para peserta, mentor, dan semua pihak yang berpartisipai dalam Toto’s Film Making Class


Dan Plotpoint harap, dengan adanya kegiatan Toto’s Film Making Class ini akan banyak bermunculan generasi-generasi muda di dunia perfilman. Generasi-generasi muda inilah yang akan menjadi penerus dunia perfilman Indonesia. :)




No comments:

Post a Comment

PALING BANYAK DIBACA

How To Make Comics oleh Hikmat Darmawan