Komik Sains yang menerangkan kerja parasit, organisme pengurai |
Apa sih peran sains dalam kehidupan? Apakah kamu mendapat kesulitan belajar sains di sekolah? Nah jangan salah, di dunia komik pun ada fenomena munculnya komik sains. Wah, apa ya komik sains itu? Sekarang ini banyak komik berlabel komik sains, komik ini bisa dibilang sukses di pasaran. Mengapa? Pembelinya kebanyakan adalah orangtua yang percaya bahwa komik ini akan bikin anak mereka menyukai sains.
Namun, apakah komik sains ini berhasil bikin anak suka
sains? Berikut adalah artikel yang merupakan hasil sharing dari komikus Oyasujiwo Poetranto (@oyasujiwo).
Ternyata ada
beberapa kemungkinan. Pertama, orangtua membeli komik tersebut, tetapi si anak
tidak membaca, dan lebih memilih bermain game.
Kedua, anak yang membaca tetapi clueless.
Selanjutnya, anak membaca dan paham. Pertama, Mengapa anak tidak membaca? Ini adalah
faktor orangtua. Bukan karena anak tidak suka membaca. Anak suka membaca, asal
menarik minatnya. Jika anak tertarik sesuatu dari film, game, atau mainan,
begitu ada bukunya ia pasti penasaran dan membaca. Jadi, supaya anak menggandrungi
bacaan, carilah hubungan dengan yang ia sukai. Bila tak ada hubungan langsung,
cari hubungan tak langsungnya. Misalnya belajar sejarah, mulai dari dinosaurus,
ke mitologi, ke ksatria & kastil, setelah itu bisa menghubungkannya
kemana-mana.
Kedua, anak membaca tapi clueless.
Ini faktor komiknya. Banyak komik yang hanya memindahkan isi dari buku
pelajaran ke komik. Komik sains bukanlah komik gambar orang yang membicarakan
isi buku pelajaran dan ditambah gambar seperti yang ada di buku. Komik sains
perlu memberikan peta (paham ruang), proses (paham waktu), dan perbandingan
(paham hubungan). Paham ruang, waktu, dan hubungan menyebabkan anak tau di
mana, kapan, dan dalam situasi apa ilmu itu berguna buat dirinya. Jika kita berkata bintang itu besar, jejerkan gambarnya dengan matahari,
bumi, dan seterusnya. Berapa jauh? Bandingkan dengg berapa kali jarak ke
sekolah? Prinsip tahu, mau, bisa, biasa juga perlu diterapkan. Artinya setelah membaca
komik sains, seterusnya ia menjadi ingin apa lalu membuat apa. Ketiga, anak yang
membaca dan paham, pasti langsung mencari orangtuanya dan berkata “Ma, Pa, besok aku mau bikin ini, bikin
itu..”.
Contoh Komik Sains |
Yuk, kita coba bikin komik sains. Silakan pilih satu topik pelajaran apa saja dan kelas berapa saja. Jangan berpikir bahwa komik sains itu hanya membuat adegan anak bertanya mengapa begini? Lalu dijawab dengan penjelasan. So boring! Apalagi gambarnya orang berbicara dari panel ke panel dan disisipi gambar serupa dari buku pelajaran. Bukan! Lihat pengantarnya, biasanya ada tujuan pembelajaran supaya siswa tahu apa dan bisa apa. Sekarang dibalik, jika tidak belajar jadi tidak tahu apa dan tidak bisa apa. Jadikan itu masalahnya. Pindahkan tokoh ke situasi baru dan asing baginya, bisa tempat asing sama sekali atau tempat sama, tetapi situasi mendadak berbeda. Buatlah seolah si tokoh bisa berbuat apa-apa dan membuka kemungkinan kalau situasi gawat akan terjadi. Beri ‘bom waktu’ cerita, yaitu batas waktu untuk tokoh bahwa ia harus segera tahu dan bisa. Jika tidak tepat waktunya, kegawatan tersebut benar terjadi.
Gunakan jurus strike one, strike two, strike three. Biarkan tokoh menyelesaikan dalam tiga langkah. Pertama, ia harus mencari tahu ilmunya. Biarkan tokoh mencari minimal dua petunjuk, atau menemui 2 orang, dan seterusnya. Sekarang tokoh sudah tahu ilmunya (science), sekarang ia harus mencari tahu bagaimana cara menggunakannya. Biarkan tokoh mengalami trial & error dulu, sehingga pembaca merasakan prosesnya setahap demi setahap (knowledge). Sekarang ia sudah tahu caranya, tetapi ternyata butuh alat yang tepat, (technology/tools) agar hasilnya tepat seperti yang dimaksud. Tanpanya, hasilnya berbeda. Ternyata alat yang tepat tersebut tidak ada atau sulit didapat. Ini waktunya memberi situasi jalan buntu, ilmunya sudah, caranya sudah, tetapi ternyata buntu. Di sini waktunya mengulas, apa saja yang sudah dipelajarinya, beri kesempatan ia mengulang dan menghubungkan kembali antara ilmu, cara & alat. Ditemukan, tokoh paham, lalu bisa menemukan alat pengganti. Nah, karena dia sudah paham benar hubungannya, kemudian ia berhasil memecahkan masalah pada detik-detik terakhir. Everybody happy. Dengan penyampaian seperti ini, dijamin akan melekat di kepala pembaca dan pembaca akan terdorong juga untuk mencobanya.
No comments:
Post a Comment