Ini adalah edisi terakhir kultwit kita tentang Komik Eropa, dengan kontributor @ifanismail [General Manager Wahana Penulis dan oenggiat Rumah Film]
Kita recap artikel sebelumnya tentang Komik Eropa dulu ya.
KOMIK EROPA punya tempat
khusus di hati pembaca komik Indonesia. Tak ada yg menuduh merebut
pasar komik Indonesia seperti komik Jepang. Tak ada yg menuduh KOMIK
EROPA terkait problem penggambaran seks dan kekerasan seperti komik Amerika.
KOMIK EROPA scr umum pny ciri
khas dlm bercerita dan sikap ceritanya yg bikin pembaca terpikat. Contohnya ada Tintin,
Asterix. Tanguy-Laverdure dan Lucky Luk.
Ada ‘keberjarakan’ di KOMIK
EROPA pada panel dan adegan. Ini membuat pembaca aktif berimajinasi. KOMIK EROPA juga mengandung satir
dan humor. Tokoh utama KOMIK EROPA
cenderung ‘kosong historis’ yg membuat pembaca bisa memproyeksikan diri ke
tokoh itu.
Apa saja sih karakteristik
KOMIK EROPA yang bisa kita terapkan?
Berikut tips dan triknya.
Bukan jadi kelemahan,
ketiadaan cerita latar belakang Tintin dkk. malah membuat pembaca mengisi sendiri
ketiadaan itu. Aktif. Terlibat.
Contoh dari medium lain:
James Bond.
Minim cerita tentang dirinya, tapi
penonton jadi bisa membayangkan diri sejagoan dan sememikat dia.
Ciri ke-5 masih terkait
kemampuan komik Eropa berjarak. Latar/setting selalu detil edan.
Ringkasnya:
[1] atur irama
bercerita
[2] periksa lg ceritamu dr sudut
pandang obyektif dan berjarak. Berceritanya nggak harus berjarak tentu
[3] Gunakan humor. Tapi humor yang bisa
membekas, nggak cuma selewat krn tokohnya kesandung misalnya
[4] Libatkan pembaca dalam
cerita. Salah satu cara yg sering: pakai tokoh yang kosong histori, tapi harus memikat
secara karakter
Perlu dicatat: bukan berarti
komik Eropa begitu semua. Itu tadi ciri komik Eropa yg sukses di Indonesia yang
bisa tembus lintas budaya
Tembus lintas budaya, tapi
tetap saja berakar dari cara pandang khas Eropa
KOMIK EROPA yang berjarak,
mengamati (khas kolonial?), humor satir
No comments:
Post a Comment