Thursday, August 22, 2013

#KamisKreatif Belajar Kolase, Yuk!

(Resatio Adi Putra - Death Comes Faster Than You Think)

(Resatio Adi Putra - Penyangkalan)

 Halo, guys!



Apa kamu pernah lihat potongan-potongan gambar yang digabungkan menjadi sebuah bentuk yang menarik? Contohnya adalah gambar yang ada di atas. Gambar di atas adalah potongan-potongan beberapa gambar (dan unsur lain) yang digabungkan menjadi satu. Komposisi artistik yg dibuat dr berbagai bahan (dari kain, kertas, kayu) yg ditempelkan pada permukaan gambar disebut kolase (sumber). Kreatif sekaligus unik banget ya guys!

Setelah melihat gambar yang tadi, kepikiran gak kalau misalnya gambar-gambar hasil kolase itu akhirnya menjadi perhiasan-perhiasan seperti kalung atau cincin yang bisa dipakai sehari-hari? Pasti penampilan kita akan semakin menarik ya. Nah, kalau kamu memang suka memakai dan mengoleksi perhiasan unik, kamu harus coba lihat koleksi-koleksi perhiasan dari Kala Jewelry. Perhiasan-perhiasan yang dibuat di Kala Jewelry ini dibuat terbatas lho. Jadi pastinya gak pasaran.

Kala Jewelry adalah buah karya Resatio Adi Putra yang memadukan seni kolase di dalamnya. Resatio atau yang sering dipanggil Tio adalah pemuda kelahiran Bandung yang saat ini bekerja sebagai Graphic Designer di salah satu agensi di Jakarta. Yang lebih menariknya lagi, Resatio ini bukan berlatarbelakang sekolah design lho guys. Jadi talenta seputar bidang seni & kreatif yang dimiliki Resatio, dipelajarinya sendiri. Ayok kita kenalan lebih jauh dengan Resatio.


(Resatio Adi Putra – Collage Artist/Crafter and Director of Kala Jewelry)



  • Apa awalnya yang bikin mas Resatio terjun ke dunia kreatif padahal kan dulu kuliahnya bukan jurusan ilmu design atau sejenisnya?

Kalo menggeluti mungkin dari tahun 2005 ya waktu itu teman-teman kebetulan ada yang kuliah seni rupa dan design jadi suka sharing dengan mereka, tapi kalau untuk secara profesional baru sekitar tahun 2008, waktu itu project pertama saya adalah membuat design t-shirt untuk Cosmic Clothes.
Tahun 2005 tuh saya berteman dengan beberapa teman mahasiswa seni rupa dan design, jadi banyak tahu dari mereka mengenai apa itu seni rupa dan design. Waktu itu masih biasa saja, ngga yang tiba tiba ingin menjadi pekerja kreatif, hanya ikut bantuin tugas mereka. Waktu itu ada cerita tugas teman saya yang saya bantuin dapat nilai tertinggi di kelasnya.

·         Kalau aku lihat, Kala Jewelry ini kan unik banget ya. Menggunakan kolase. Ini idenya dari mana?
Sesungguhnya idenya sederhana sih, saya kan suka bikin karya kolase, asalnya saya buat untuk diri saya sendiri. Karena saya ga pandai menulis, tapi saya ingin menyampaikan sesuatu, entah kegelisahan atau apapun, makanya saya tumpahkan dalam karya kolase. Nah terus dengan berjalannya waktu dapat ajakan tawaran untuk memamerkan karya-karya kolase saya, yaudah saya ikutan kan.  Setelah itu saya makin sering untuk mengikuti pameran seni rupa, baik di galeri maupun tempat publik lainnya dan makin banyak yang aware dengan karya saya. Kolase saya juga pernah beberapa kali dibeli oleh beberapa brand dan mereka menyablonnya di atas t-shirt.
Nah dari sana banyak juga teman-teman yang bertanya apakah mereka bisa membeli sesuatu dari saya yang bukan karya asli, karena memang tidak dipungkiri belum banyak juga yang mau dan mau mengeluarkan uang untuk mengoleksi karya asli. Saya ingin lebih banyak orang yang melihat karya saya, maka dari itu saya membuat art merchandising juga  dari karya-karya kolase saya, agar tidak hanya waktu pameran seni saja orang-orang dapat menikmati karya saya. Tapi saya tidak ingin orang yang menikmati karya saya itu hanya menikmati visual saja, saya ingin mereka merasakan apa yang saya rasakan waktu saya membuat sebuah karya. Maka dari itu jewelry line saya sertakan booklet yang berisi print out karyanya yang lebih besar dan puisi kecil yang saya buat untuk karya tersebut. Serta kartu pos agar orang yang telah membeli Kala dapat berbagi perasaannya setelah menikmati karya saya ke orang yang diinginkan. Saya mengambil target market yang masih jarang untuk art merchandise, yaitu jewelry.

·         Siapa yang pertama kali mengenalkan teknik kolase ini ke mas Resatio?
Kalau secara langsung sih ga ada ya, saya pertama kali melihat teknik kolase itu sesungguhnya waktu membaca tentang Dada. Lalu awalnya iseng saja membuat. Seiring berjalannya waktu, saya mengetahui beberapa orang di Indonesia yang juga membuat karya dengan teknik kolase, yaitu Hendra Permana dan Ika Vantiani, lalu beberapa waktu kemudian saya mengukuhkan diri untuk fokus membuat karya dengan teknik kolase.


  • Kenapa mas Resatio memilih untuk menggeluti teknik kolase ini?

Sejujurnya saya memanfaatkan kelemahan saya dan saya jadikan kelebihan. Saya sebelum membuat karya kolase, cara gambar saya itu kekanak-kanakan. Ilustrasi saya seperti yang ada di dalam buku cerita anak. Bisa dilihat disini, tapi sudah tidak pernah saya update. Saya sampai pada titik bahwa saya ingin menceritakan cerita lain dalam karya saya, lalu saya mengenal teknik kolase ini, dan menurut saya teknik ini paling cocok untuk saya membuat karya.


  • Biasanya inspirasi untuk membuat kolase dari mana?

Sesederhana baca buku, nonton film, ngobrol dengan teman, jalan-jalan sendirian, dari mana saja. Tetapi biasanya karya-karya saya bertemakan tentang mimpi, kehidupan, dan kematian.
  

  • Pernah gak mas Resatio ngerasa stuck waktu lagi buat kolase? Kalau pernah, gimana cara mengatasinya?

Pernah sekali, biasanya saya tinggalkan dulu karyanya, lalu saya ya itu, menonton film, mambaca buku, melakukan kegiatan lain.


  • Ada ga seniman yang menginspirasi mas Resatio untuk berkarya? Boleh tolong disebutkan?
Ada, seniman panutan saya ialah Max Ernst.

(Kala Jewelry – Life, Death and A Voyage)



  • Apa sih arti nama “Kala”? Apa alasan mas Resatio kasih nama Kala untuk line Jewelry ini?
Kala itu berasal dari bahasa sanskerta, Kala itu mempunyai banyak arti kalau dibahasaindonesiakan, yaitu:  waktu, sajak, seni, dan bagian kecil dari sesuatu. Menurut saya ini kata yang tepat untuk menggambarkan produk saya. Saya ingin karya saya dapat memberhentikan waktu penikmat karya saya walaupun hanya beberapa detik. Saya juga ingin menyampaikan cerita saya lewat karya kolase saya dan juga puisi yang saya buat untuk karyanya. Dan produk ini merupakan bagian kecil tapi menjadi detail dari pemilihan fashion orang yang membelinya.


  • Susah gak sih untuk bikin perhiasan ini? Mas Resatio dulu sempet kursus dulu atau belajar otodidak?
Susah sih ngga ya, tapi yang pasti harus telaten. Saya ga mengikuti kursus apapun, hanya mencoba dan belajar sendiri. Semua orang bisa bikin sesuatu kok, hanya kita saja harus rajin dan tekun.


  • Tolong dijelasin lebih rinci dong mas Resatio inspirasi untuk pembuatan perhiasan di Kala Jewelry ini. Biasanya apa aja sih yang bisa bikin mas Resatio punya “aha moment! untuk bikin perhiasan Kala?
Karena awalnya saya membuat karya kolasenya dulu, baru diaplikasikan ke jewelry, biasanya aha moment nya ya waktu mendapatkan ide untuk membuat karyanya.


  • Sejauh ini, perhiasan mana yang menjadi favorit mas Resatio di Kala Jewelry dan kenapa alasannya?
Saya suka karena ini sedikit menggambarkan kehidupan saya, kehidupan semua orang sih seungguhnya. Suka atau ngga suka kita dengan kehidupan kita, you have to live it anyway. Just do our best.


  • Teknik kolase ini kan masih jarang ya yang menggelutinya. Kira-kira kalau teman-teman ada yang mau coba bikin kolase, apa aja sih yang dibutuhkan? Ada les khusus atau bisa langsung belajar ke mas Resatio?

Gampang kok, sederhana sekali. Untuk memulai mungkin bisa mengumpulkan majalah atau buku bekas yang menurut kalian gambarnya menarik, lalu untuk pertama kali belajar bisa eksperimen saja, trial and error, mengomposisikan gambar yang sudah dipotong sedemikian rupa. Kalau saya sudah menemukan visual language saya yang sedikit vintage, jadi teman-teman yang ingin belajar kolase bisa sambil menemukan visual language sesuai selera teman-teman. Tekniknya juga sangat banyak, ada yang menggunting dan memotong secara rapi, ada yang merobek, ada yang mencampurkan dengan bahan-bahan lain, cat akrilik misalnya. Tidak ada batasan dan aturan sesungguhnya. Baru setelah menemukan visual language-nya, bisa step to the next level dengan apa cerita yang mau teman-teman angkat dari karya yang dibuat. Kalau belajar sih saya masih belajar juga sesungguhnya, saya ga akan berhenti belajar, kalau mau ya belajar bersama saja.



(Resatio Adi Putra: “Reconstructing Collage”)

  • Denger-denger, mas Resatio baru bikin buku ya? Bisa tolong diceritain ga bukunya tentang apa & Apa sih yang membuat buku ini beda dari buku lain?
Iya, sesungguhnya buku self published sih, bukan buku yang cetak banyak juga, hanya buat 75 copy dang ga akan dicetak ulang. Judul bukunya: “Reconstructing Collage”. Konsepnya sederhana sih sesungguhnya, pertama aku tunjukin karya-karya aku yang pernah dibuat, terus di dalamnya juga ada beberapa quotes dari orang-orang yang berpengaruh dalam aku membuat karya, terus aku me-reverse proses aku bikin karya. Maksudnya, I am deconstructing my collage and you will be reconstruct it. Tujuan khususnya tuh sesungguhnya pengen berbagi aja gimana cara aku bikin kolase, kaya ingin ngasih tau kalau semua orang tuh bisa bikin karya kolase. Kalau tujuan umumnya sih ingin nunjukin, kalo bikin kolase aja bisa, berarti hal-hal lain juga bisa dikerjain dong. Ya ga? Asal ada niat, dan serius ngejalaninnya, percaya aja kita bisa ngerjain sesuatu hal. Apapun itu. Pernah denger istilah chaos theory ga? Chaos theory tuh intinya small changes in one initial condition could resulting vast differences. Jadi, berubah lah sekarang.
Buku ini beda dari yang lain karena itu tadi dibuat hanya 75 copy lalu tiap copy dikasih nomor dan ditandatangani, lalu buku ini dijahit sendiri oleh aku, lalu buku ini bisa dibilang interaktif karena si pembaca bisa bikin kolase dari bahan yang aku kasih, bisa juga ditambah dengan bahan yang dia punya, bisa eksperimen dengan cat air atau apapun yang dia mau, dan bikinnya di dalam halaman kosong di buku ini, jadi dia bisa jadi bagian dalam buku ini. Lalu hasilnya bisa ditunjukin ke aku, ke semua orang.


  • Proses pembuatan bukunya sulit ga? Apa kendalanya sewaktu proses pembuatan buku itu?

Proses pembuatannya bisa dibilang susah-susah gampang sih, ide deconstructing dan reconstructing collage tuh muncul secara ga sengaja. Banyak yang nanya ke aku: apa sih kolase, bagaimana cara bikin kolase, susah ga bikinnya, dll. Maka dari itu, kenapa ga aku bikin aja sesuatu yang sedikitnya bisa jadi jawaban dari pertanyaan teman-teman tadi. Kendalanya sih karena ini buku handmade, ga dibuat di pabrikan, cukup makan waktu untuk menjahit bukunya. Aku jahit sendiri bukunya satu-satu.



  • Nah terakhir, ada yang mau disampaikan gak untuk teman-teman yang mungkin sedang merintis usaha di bidang kreatif?
Lakukan saja dulu, sekecil apapun langkahnya, itu lebih baik daripada terlalu banyak berpikir tapi tidak melakukannya sama sekali.

Seru banget ya guys ternyata teknik kolase itu. Bisa diaplikasikan menjadi sesuatu yang unik sekaligus menarik. :D

Nah, kalo kalian tertarik, silakan cek koleksi perhiasan Kala Jewelry di akun facebook & twitter-nya.

2 comments:

PALING BANYAK DIBACA

How To Make Comics oleh Hikmat Darmawan