Apa sih Comic's Code Authority?
Dulu, kode etik sensor dalam Comic’c Code
Authority komik dijadikan sbg gerakan anti-komik karena boomingnya komik horror
yang beredar di pasaran. Munculnya pemberlakuan sensor tersebut juga
didukung psikolog Dr Frederic Wertham dalam bukunya “Seduction of the
Innocent” yang menyebut komik sebagai “ketidaksesuaian untuk pemikiran
kaum muda”.
Karena itu reputasi komik sempat sangat
buruk dan distributor menolak bekerjasama. Pertengahan 50’an saja, hampir 75% komik AS berhenti di
industrinya. Sementara itu, terbitan komik di Australia juga menjadi
target lembaga sensor komik.
Len Lawson adalah pembuat komik “Lone
Avenger”. Suatu saat,Lawson dipenjara karena kasus pemerkosaan. Karena
kasusnya, sebuah koran mengekspos Lawson sebagai “komikus asusila” dan “artis
komik kekerasan”. Lone Avanger dilarang beredar di Queensland
dan Lawson mendapat reputasi buruk selamanya.
Moment memobrable
lainnya terjadi di tahun '60-an. Ketika Comics Code Authority
memberlakukan cap sah sensor, seniman Steve Ditko hampir melanggar aturan dalam
komik Marvel di komiknya berjudul Strange Tales. Ia menghapus
dua panel terakhir yg seharusnya berisi adegan si Iblis membuka kedok dan
‘menggoda’ sang perempuan.
Kode sensor berlaku
untuk adegan sensual. Akhirnya Steve Ditko meminimalisasi ketentuan sensor
dengan membagi dgn dua panel dan kedok asli si Iblis bertopeng tidak lain
adalah korban si Iblis yang menyamar sendiri.
Selanjutnya, Marvel kembali mendapat
masalah saat membuat cerita tentang teman Spiderman yg menjadi pencandu (tahun
70’an). Komik itu tidak disetujui lembaga sensor karena mengulas tentang
drugs. Meskipun begitu, komik tersebut tetap diedarkan karena mendapat
dukungan publik dan media. Akhirnya kode sensor dimodifikasi, mereka
memperbolehkan kemunculan drugs di komik dengan suatu alasan.
Cerita tentang memorable
moment di sensor komik berakhir di kisah komikus Argentina, Hector
Oesterheld. Hector menjadi sangat politis dengan membuat komik biografi
Che Guevara dan bergabung di kelompok revolusioner. Tidak lama, ia
ditangkap pemerintah. Jurnalis Italia Alberto Ongaro, mendapatkan opini dr
pemerintah atas penangkapan Hector, dengan pernyataan sebagai berikut
: “Kami menangkap Hector karena ia menulis cerita terbaik tentang Che
Guevara dibandingkan penulis lain”. Tidak mampu menyensor komik politik
Hector, rezim pemerintah Argentina-lah yang menindak langsung si pengarang.
No comments:
Post a Comment