Teaser
film Superman versi Christoper Nolan (produser) dan
Zack Snyder (sutradara) sudah beredar. Poster filmnya pun sudah ada di
bioskop-bioskop 21. Sebentar lagi, kita bisa menonton Superman dengan sentuhan
lain. Teaser itu memperlihatkan film
Superman bergaya Batman Begin: agak
bercorak grim and gritty (muram, dank
eras). Walau saya percaya pada Nolan, tapi saya juga percaya bahwa dalam komik,
kisah-kisah Superman terbaik mestilah sedikit lugu, bisa jadi sedikit bego (silly), dan fantastik. Mencoba membuat
komik Superman jadi "realistik" agak sia-sia: kita butuh mengkhayal
bego-begoan atau habis-habisan lah sesekali!
Karena percaya itu, sambil tetap menunggu
versi Nolan-Snyder untuk Superman, saya menyusun daftar TOP 10 KOMIK SUPERMAN
versi saya ini. Diurut dari nomor bontot ke nomor wahid, ya:
Perlu diceritakan sinopsisnya? Nggak penting, lho. J Pokoknya, karena sebuah ancaman
terhadap bumi, Superman diadu oleh sebuah ras alien untuk bertinju dengan
Mohammad Ali. Super Silly! Tapi,
seperti banyak komik di zaman silver age, cerita bego-begoan kayak begini tetap
dikerjakan dengan kesungguhan yang mengagumkan. Gambar dari Neil Adams di komik
ukuran tabloid ini barangkali adalah salah satu yang terbaik sepanjang karirnya
sebagai komikus legendaris.
9. Superman: Four Seasons
Duet Jeph Loeb (penulis) dan Tim Sale
(penggambar) melanjutkan sukses mereka dengan Batman: The Long Halloween, pada 1998 mereka menerbitkan kisah
Superman yang unik ini. Dikaitkan dengan empat musim (semi, panas, gugur, dan
dingin), Loeb merancang cerita latar belakang karakter Superman/Clark Kent
sekaligus empat tokoh penting dalam dunia Superman. Uniknya, Loeb membuat kisah
ini dituturkan oleh keempat tokoh itu: Jonathan Kent (ayah angkat Superman),
Lois Lane, Lex Luthor, dan Lana Lang. Tapi, yang asyik banget itu gambarnya Tim
Sale. Dia bukan penggambar realis, malah bagi yang tak biasa bisa jadi bilang
gambarnya jelek. Tapi, walau anatomi dan gaya ngartun-nya agak slenge'an,
Sale punya kepekaan luar biasa untuk membuat komposisi dan sudut pandang yang
mendebarkan. Silakan nikmati panil-panil dua halaman komik ini.
8. Adventures of Superman no. 623: "Bitter Sweet"
"Am I a hero? A husband? A role model? Or Am I just making things more complex than they really
are…?"
Begitu kata Superman kepada istrinya
(secara teknis, istri Clark Kent), Lois Lane. Superman mengajak bicara Lois
Lane dari hati ke hati. Rumah tangga mereka sedang bermasalah. Mereka perlu
saling curhat, kesibukan masing-masing
telah membuat mereka saling menjauh.
Oke, ini kesannya cerita Superman yang
murung ya? Jangan kuatir, Joe Casey membuat cerita ini disisipi beberapa homage terhadap kisah-kisah Superman era
Silver Age yang sering agak katrok tapi menyenangkan itu.
Kisah bumi
yang berubah jadi sel raksasa yang sedang membelah diri. Dan tentu saja, paling
bikin mesem-mesem, kisah Superman ketemu Sinterklas. Dan, walau mungkin agak
klise, tapi komik ini diakhiri dengan momen "awwww" antara Superman
dan Lois.
7. Superman vs. Wonder Woman
Barangkali ini salah satu komik Superman
yang paling seru, paling penuh action.
Diterbitkan 1978, dikarang oleh Gerry Conway dan digambar oleh salah satu
penggambar terbaik Superman (atau superhero DC secara umum): Jose Luis Garcia
Lopez. Ini cerita Superman era golden age,
Superman di masa awal dia dicipta: sekitar waktu Perang Dunia ke-2. Ketegangan
perang meningkat, Amerika mendatangkan Einstein untuk membantu proyek
Manhattan. (Oh, di stasiun kereta, Einstein diselamatkan Wonder Woman dari
penculikan. J) Wonder Woman merasa proyek Manhattan, proyek membuat bom atom,
adalah proyek biadab. Dan ia pun marah, menyerang Amerika. Superman, sang
Pramuka Sempurna, tentu melakukan tugas bela-negaranya. Tapi, pertempuran
mereka terlalu banyak merusak bumi. Maka, mereka memutuskan untuk berduel di
…bulan. (!)
Legenda bilang, Mark Waid dan Neil Gaiman
bertemu, dan berlomba siapa bisa memberikan premis cerita paling fantastik
untuk cerita Superman. Lomba terhenti ketika Gaiman, perlahan, melontarkan:
"Superman di neraka." Tapi, Gaiman sendiri mengaku bahwa premis ini
adalah ide Alan Moore. Neraka yang kemudian dibuat jadi latar di ujung kisah
komik ini juga, menurut Gaiman, berdasarkan rekaan Moore di seri Saga of Swamp Thing. Tapi, setelah
naskahnya hilang bertahun-tahun, adegan itu pun terwujud: Superman, bersama
Green Lantern, terjebak di neraka. Gaiman menulis cerita ini dengan gambar dari
sederet penggambar yang cukup besar di kalangan indie: Mike Allred, Eddie Campbell, Matt Wagner, Jim Aparo, Kevin
Nowlan, Eric Shanower, Jason Little, Arthur Adams, dll. Kisah ini dirancang
jadi penutup seri Action Comics Weekly,
dan menampilkan cameo karakter yang
mengisi seri itu: Catwoman, Phantom Stranger, Deadman, dsb. Tapi, jantung
ceritanya adalah kisah persahabatan dua superhero lelaki kesepian –eh, ingat,
ini bukan kisah homoerotica.
Salah satu penulis sci-fi dengan cerita-cerita paling rumit tapi laris di dunia, Tad
Williams, menulis cerita ini dengan digambar yang lumayan "hip" oleh Dietrich
Smith and Walden Wong. Tapi, sedikit saran: jangan terlalu serius memikirkan
cerita ini. Betul, cerita ini dipenuhi banyak spekulasi fisika yang fiktif tapi
berdasarkan bacaan cukup banyak tentang fisika mutakhir. Betul pula bahwa
plotnya lumayan berliku, karena dibangun berdasarkan spekulasi fisika tersebut.
Tapi, nikmati saja bagaimana karakter-karakter ajaib ini berkenalan dengan
Superman, dan berkerjasama melawan sebuah makhluk berkekuatan mirip Tuhan. Atau
bahwa sesungguhnya pusat cerita adalah bagaimana seorang gadis remaja biasa,
Monikka, tiba-tiba harus berurusan dengan segala keanehan hidup, termasuk harus
menyelamatkan bumi dan alam semesta.
DC Comics sering menyodorkan cerita-cerita
dari "semesta alternatif", biasa disebut elseworld. Dalam kisah elseworld
satu ini, premis Superman digeser sedikit: bagaimana kalau dia tidak jatuh
dari Krypton di Amerika? Bagaimana kalau dia jatuh di Rusia –di era Perang
Dingin? Dan, bagaimana jika ia adalah (sekalian saja) seorang yang setia pada
ideologi komunisme? Pengarang cerita ini, Mark Miller (Wanted, Kick Ass) yang
memang gemar ngerjain tokoh-tokoh
superhero agar selalu menderita nasib ekstrem dalam cerita-ceritanya. Dan akhir
cerita, seperti kebiasaan Miller yang sebetulnya nyebelin, adalah sebuah mindf*ck
yang cukup kebangetan –tapi, bisa
dimaafkan karena dengan cara aneh memberi harapan pada pembaca: ada dunia lain,
tempat "Superman" bukanlah penganut Stalinisme. Semacam kesempatan
kedua, dalam sebuah universe fantastik
bernama dunia superhero.
Sebetulnya ini adalah semacam surat cinta
pada kisah superhero klasik DC Comics, yang pada 1990-an seperti kehilangan
relevansi akibat meriahnya dunia superhero baru yang lebih muda, ganas,
telengas, cool, dari penerbit Marvel
dan terutama Image. Penulisnya adalah ensiklopedi hidup komik superhero
Amerika, Mark Waid. Pelukis cerita ini, Alex Ross, dengan gaya lukisan cat
airnya yang realis-semiklasik. Tapi, tak bisa ditampik, pusat cerita adalah
Superman. Bagaimana ia, di masa depan yang dekat, memilih mundur dari hingar
bingar dunia, dan bagaimana ia kembali lagi, ingin meluruskan segalanya. Cerita
memang dituturkan oleh Pastor Norman, yang didampingi The Spectre. Tapi, yang
ditutur adalah tumbuhnya kesadaran baru pada Superman tentang bagaimana posisi
dia di dunia yang semakin rumit dan seolah tak memerlukan lagi seorang pahlawan
old school seperti dia.
Bagi banyak pengamat, kisah 12 bab ini
dianggap kisah Superman terbaik. Ditulis Grant Morrison, digambar oleh Frank
Quitely: gampang untuk menduga sebab komik ini dipuji setinggi langit. Ini
adalah surat cinta Morrison kepada kisah-kisah Superman era silver age: karakter-karakter ajaib dari
mitologi Superman dimunculkan di sini. Mulai Bizarro, Parasite, Sun-Eater,
Hercules, Samson, Lois The Superwoman, dsb. Tak lupa Fortress of Solitude
(Benteng Bersunyi Superman), Jimmy Olsen yang tengil, dan Lex Luthor yang
telengas. Semua dipertahankan keluguan mereka sebagai mitologi, tapi juga
diberi kecerdasan posmodernis dan kearifan fisika Kuantum. Dan fun, fun,
fun! Silakan tengok juga versi
animasi film ini –walau lebih "sepi" dari segi penokohan, tapi pesona
ceritanya tetap dipertahankan.
Toh,
buat saya, kisah Superman terbaik adalah karya Alan Moore ini. Sebuah cerita
yang dirancang jadi penutup mitologi Superman era silver age (sebelum dibongkar oleh John Byrne). Penggambarnya,
adalah penggambar Superman terbaik: Curt Swan. Kisahnya bermula dari sebuah
premis mengerikan: bagaimana jika para penjahat yang sekadar jadi
"pengganggu" macam Toy Man dan Prankster naik level jadi para
pembunuh –bagaimana dengan mereka yang memang sebelumnya sudah jadi para
pembunuh? Dunia Superman hancur: identitas rahasianya terbongkar,
sahabat-sahabatnya berguguran, mati satu demi satu. Dunia Superman semakin
gelap, dan dia bertanya-tanya, apa yang terjadi? Yang hebat dari Moore, dalam
cerita ini, ia berhasil membangun perasaan cemas pada akan tibanya sebuah
tragedi besar di akhir kisah –entah apa. Ketika misteri terakhir terkuak,
Superman tak punya pilihan: ia harus membunuh. Dan itu menghancurkan jiwanya.
Sebuah surat cinta pada segala yang silver
age, sekaligus sebuah pembongkaran mitologi Superman, menjadi realistik,
tanpa kehilangan sifat warna-warninya yang serba cerah. Ada optimisme sesudah
kehancuran itu. Superman masih ada, dalam bentuk lain.
Sekian TOP 10 Komik Superman ala Hikmat Darmawan! Punya list komik Superman tersendiri menurut kamu? Silahkan di-share atau komen langsung di post ini! Atau, boleh banget langsung disenggol ke @hikmatdarmawan. :D
Cheers,
PlotPoint Publishing
No comments:
Post a Comment