Tuesday, October 16, 2012

TOP 10 Komik Superman ala Hikmat Darmawan

Teaser film Superman versi Christoper Nolan (produser) dan Zack Snyder (sutradara) sudah beredar. Poster filmnya pun sudah ada di bioskop-bioskop 21. Sebentar lagi, kita bisa menonton Superman dengan sentuhan lain. Teaser itu memperlihatkan film Superman bergaya Batman Begin: agak bercorak grim and gritty (muram, dank eras). Walau saya percaya pada Nolan, tapi saya juga percaya bahwa dalam komik, kisah-kisah Superman terbaik mestilah sedikit lugu, bisa jadi sedikit bego (silly), dan fantastik. Mencoba membuat komik Superman jadi "realistik" agak sia-sia: kita butuh mengkhayal bego-begoan atau habis-habisan lah sesekali! 
Karena percaya itu, sambil tetap menunggu versi Nolan-Snyder untuk Superman, saya menyusun daftar TOP 10 KOMIK SUPERMAN versi saya ini. Diurut dari nomor bontot ke nomor wahid, ya:

 
10. Superman vs. Muhammad Ali
Perlu diceritakan sinopsisnya? Nggak penting, lho. J Pokoknya, karena sebuah ancaman terhadap bumi, Superman diadu oleh sebuah ras alien untuk bertinju dengan Mohammad Ali. Super Silly! Tapi, seperti banyak komik di zaman silver age, cerita bego-begoan kayak begini tetap dikerjakan dengan kesungguhan yang mengagumkan. Gambar dari Neil Adams di komik ukuran tabloid ini barangkali adalah salah satu yang terbaik sepanjang karirnya sebagai komikus legendaris.





9. Superman: Four Seasons
Duet Jeph Loeb (penulis) dan Tim Sale (penggambar) melanjutkan sukses mereka dengan Batman: The Long Halloween, pada 1998 mereka menerbitkan kisah Superman yang unik ini. Dikaitkan dengan empat musim (semi, panas, gugur, dan dingin), Loeb merancang cerita latar belakang karakter Superman/Clark Kent sekaligus empat tokoh penting dalam dunia Superman. Uniknya, Loeb membuat kisah ini dituturkan oleh keempat tokoh itu: Jonathan Kent (ayah angkat Superman), Lois Lane, Lex Luthor, dan Lana Lang. Tapi, yang asyik banget itu gambarnya Tim Sale. Dia bukan penggambar realis, malah bagi yang tak biasa bisa jadi bilang gambarnya jelek. Tapi, walau anatomi dan gaya ngartun-nya agak slenge'an, Sale punya kepekaan luar biasa untuk membuat komposisi dan sudut pandang yang mendebarkan. Silakan nikmati panil-panil dua halaman komik ini.






8. Adventures of Superman no. 623: "Bitter Sweet"
"Am I a hero? A husband? A role model? Or Am I just making things more complex than they really are…?"
Begitu kata Superman kepada istrinya (secara teknis, istri Clark Kent), Lois Lane. Superman mengajak bicara Lois Lane dari hati ke hati. Rumah tangga mereka sedang bermasalah. Mereka perlu saling curhat, kesibukan masing-masing telah membuat mereka saling menjauh.
Oke, ini kesannya cerita Superman yang murung ya? Jangan kuatir, Joe Casey membuat cerita ini disisipi beberapa homage terhadap kisah-kisah Superman era Silver Age yang sering agak katrok tapi menyenangkan itu.
Kisah bumi yang berubah jadi sel raksasa yang sedang membelah diri. Dan tentu saja, paling bikin mesem-mesem, kisah Superman ketemu Sinterklas. Dan, walau mungkin agak klise, tapi komik ini diakhiri dengan momen "awwww" antara Superman dan Lois.





7. Superman vs. Wonder Woman
Barangkali ini salah satu komik Superman yang paling seru, paling penuh action. Diterbitkan 1978, dikarang oleh Gerry Conway dan digambar oleh salah satu penggambar terbaik Superman (atau superhero DC secara umum): Jose Luis Garcia Lopez. Ini cerita Superman era golden age, Superman di masa awal dia dicipta: sekitar waktu Perang Dunia ke-2. Ketegangan perang meningkat, Amerika mendatangkan Einstein untuk membantu proyek Manhattan. (Oh, di stasiun kereta, Einstein diselamatkan Wonder Woman dari penculikan. J) Wonder Woman merasa proyek Manhattan, proyek membuat bom atom, adalah proyek biadab. Dan ia pun marah, menyerang Amerika. Superman, sang Pramuka Sempurna, tentu melakukan tugas bela-negaranya. Tapi, pertempuran mereka terlalu banyak merusak bumi. Maka, mereka memutuskan untuk berduel di …bulan. (!)





6. Superman & Green Lantern: Legends of the Green Flame
Legenda bilang, Mark Waid dan Neil Gaiman bertemu, dan berlomba siapa bisa memberikan premis cerita paling fantastik untuk cerita Superman. Lomba terhenti ketika Gaiman, perlahan, melontarkan: "Superman di neraka." Tapi, Gaiman sendiri mengaku bahwa premis ini adalah ide Alan Moore. Neraka yang kemudian dibuat jadi latar di ujung kisah komik ini juga, menurut Gaiman, berdasarkan rekaan Moore di seri Saga of Swamp Thing. Tapi, setelah naskahnya hilang bertahun-tahun, adegan itu pun terwujud: Superman, bersama Green Lantern, terjebak di neraka. Gaiman menulis cerita ini dengan gambar dari sederet penggambar yang cukup besar di kalangan indie: Mike Allred, Eddie Campbell, Matt Wagner, Jim Aparo, Kevin Nowlan, Eric Shanower, Jason Little, Arthur Adams, dll. Kisah ini dirancang jadi penutup seri Action Comics Weekly, dan menampilkan cameo karakter yang mengisi seri itu: Catwoman, Phantom Stranger, Deadman, dsb. Tapi, jantung ceritanya adalah kisah persahabatan dua superhero lelaki kesepian –eh, ingat, ini bukan kisah homoerotica.




5. Superman: The Next
Salah satu penulis sci-fi dengan cerita-cerita paling rumit tapi laris di dunia, Tad Williams, menulis cerita ini dengan digambar yang lumayan "hip" oleh Dietrich Smith and Walden Wong. Tapi, sedikit saran: jangan terlalu serius memikirkan cerita ini. Betul, cerita ini dipenuhi banyak spekulasi fisika yang fiktif tapi berdasarkan bacaan cukup banyak tentang fisika mutakhir. Betul pula bahwa plotnya lumayan berliku, karena dibangun berdasarkan spekulasi fisika tersebut. Tapi, nikmati saja bagaimana karakter-karakter ajaib ini berkenalan dengan Superman, dan berkerjasama melawan sebuah makhluk berkekuatan mirip Tuhan. Atau bahwa sesungguhnya pusat cerita adalah bagaimana seorang gadis remaja biasa, Monikka, tiba-tiba harus berurusan dengan segala keanehan hidup, termasuk harus menyelamatkan bumi dan alam semesta.



 

4. Superman: The Red Son
DC Comics sering menyodorkan cerita-cerita dari "semesta alternatif", biasa disebut elseworld. Dalam kisah elseworld satu ini, premis Superman digeser sedikit: bagaimana kalau dia tidak jatuh dari Krypton di Amerika? Bagaimana kalau dia jatuh di Rusia –di era Perang Dingin? Dan, bagaimana jika ia adalah (sekalian saja) seorang yang setia pada ideologi komunisme? Pengarang cerita ini, Mark Miller (Wanted, Kick Ass) yang memang gemar ngerjain tokoh-tokoh superhero agar selalu menderita nasib ekstrem dalam cerita-ceritanya. Dan akhir cerita, seperti kebiasaan Miller yang sebetulnya nyebelin, adalah sebuah mindf*ck yang cukup kebangetan –tapi, bisa dimaafkan karena dengan cara aneh memberi harapan pada pembaca: ada dunia lain, tempat "Superman" bukanlah penganut Stalinisme. Semacam kesempatan kedua, dalam sebuah universe fantastik bernama dunia superhero.




3. Kingdom Come
Sebetulnya ini adalah semacam surat cinta pada kisah superhero klasik DC Comics, yang pada 1990-an seperti kehilangan relevansi akibat meriahnya dunia superhero baru yang lebih muda, ganas, telengas, cool, dari penerbit Marvel dan terutama Image. Penulisnya adalah ensiklopedi hidup komik superhero Amerika, Mark Waid. Pelukis cerita ini, Alex Ross, dengan gaya lukisan cat airnya yang realis-semiklasik. Tapi, tak bisa ditampik, pusat cerita adalah Superman. Bagaimana ia, di masa depan yang dekat, memilih mundur dari hingar bingar dunia, dan bagaimana ia kembali lagi, ingin meluruskan segalanya. Cerita memang dituturkan oleh Pastor Norman, yang didampingi The Spectre. Tapi, yang ditutur adalah tumbuhnya kesadaran baru pada Superman tentang bagaimana posisi dia di dunia yang semakin rumit dan seolah tak memerlukan lagi seorang pahlawan old school seperti dia.




2. Superman All Star
Bagi banyak pengamat, kisah 12 bab ini dianggap kisah Superman terbaik. Ditulis Grant Morrison, digambar oleh Frank Quitely: gampang untuk menduga sebab komik ini dipuji setinggi langit. Ini adalah surat cinta Morrison kepada kisah-kisah Superman era silver age: karakter-karakter ajaib dari mitologi Superman dimunculkan di sini. Mulai Bizarro, Parasite, Sun-Eater, Hercules, Samson, Lois The Superwoman, dsb. Tak lupa Fortress of Solitude (Benteng Bersunyi Superman), Jimmy Olsen yang tengil, dan Lex Luthor yang telengas. Semua dipertahankan keluguan mereka sebagai mitologi, tapi juga diberi kecerdasan posmodernis dan kearifan fisika Kuantum. Dan fun, fun, fun! Silakan tengok juga versi animasi film ini –walau lebih "sepi" dari segi penokohan, tapi pesona ceritanya tetap dipertahankan.




1. Superman: Whatever Happened to The Man of Tomorrow
Toh, buat saya, kisah Superman terbaik adalah karya Alan Moore ini. Sebuah cerita yang dirancang jadi penutup mitologi Superman era silver age (sebelum dibongkar oleh John Byrne). Penggambarnya, adalah penggambar Superman terbaik: Curt Swan. Kisahnya bermula dari sebuah premis mengerikan: bagaimana jika para penjahat yang sekadar jadi "pengganggu" macam Toy Man dan Prankster naik level jadi para pembunuh –bagaimana dengan mereka yang memang sebelumnya sudah jadi para pembunuh? Dunia Superman hancur: identitas rahasianya terbongkar, sahabat-sahabatnya berguguran, mati satu demi satu. Dunia Superman semakin gelap, dan dia bertanya-tanya, apa yang terjadi? Yang hebat dari Moore, dalam cerita ini, ia berhasil membangun perasaan cemas pada akan tibanya sebuah tragedi besar di akhir kisah –entah apa. Ketika misteri terakhir terkuak, Superman tak punya pilihan: ia harus membunuh. Dan itu menghancurkan jiwanya. Sebuah surat cinta pada segala yang silver age, sekaligus sebuah pembongkaran mitologi Superman, menjadi realistik, tanpa kehilangan sifat warna-warninya yang serba cerah. Ada optimisme sesudah kehancuran itu. Superman masih ada, dalam bentuk lain.


Sekian TOP 10 Komik Superman ala Hikmat Darmawan! Punya list komik Superman tersendiri menurut kamu? Silahkan di-share atau komen langsung di post ini! Atau, boleh banget langsung disenggol ke @hikmatdarmawan. :D

Cheers,
PlotPoint Publishing

No comments:

Post a Comment

PALING BANYAK DIBACA

How To Make Comics oleh Hikmat Darmawan