Thursday, July 25, 2013

#KamisKreatif: Tradisi Ramadhan di Berbagai Tempat


Bulan Ramadhan boleh jadi adalah saat yang paling ditunggu banyak orang. Kenapa? Karena banyak hal unik yang hanya bisa kita temukan di bulan suci ini.


Ramadhan memang ditunggu-ditunggu banget kehadirannya. Persiapan untuk menyambut bulan ini sangat meriah, ditambah dengan beberapa kegiatan yang unik dan kreatif. Orang Indonesia, bahkan mancanegara punya tradisi yang menarik menunggu datangnya bulan yang muncul satu tahun sekali ini. Apa aja ya? Apa tradisi di daerah kamu termasuk di dalamnya?

“Ini cerita Ramadhan salah satu teman kita di Bangka Belitung.”
Masyarakat Bangka Belitung mayoritas beretnis Tionghoa, namun banyak di antaranya juga beragama Islam dan melaksanakan puasa. Pada malam hari, di masjid banyak yang melakukan tadarus. Sementara tradisi ngabuburit di Bangka yaitu banyaknya pusat jajanan ta’jil, yang paling terkenal di Pasar Pasir Padi, Jalan Dipati Hamzah, Lapangan Merdeka, termasuk Hotel Bumi Asih yang menjual ta’jil serba Rp 5.000.
Biasanya masyarakat Bangka Belitung memiliki budaya berkumpul untuk berbuka puasa bersama, seperti di aula keluarahan Selindung Baru. Makanan utama berbuka puasa adalah otak-otak dan pempek. Hmm jangan sampai nggak nyobain kedua makanan itu ya kalau main ke Bangka, karena terkenal banget akan kelezatannya. :D


Dari Bangka Belitung, kita bergeser ke Pulau Jawa, tepatnya di Semarang, Jawa Tengah
Ada yang unik saat warga Semarang menyambut bulan Ramadhan, namanya “Dugderan”. Dilihat dari namanya saja udah bikin penasaran ya? Kegiatan Dugderan berpusat di masjid tua yang dulunya menjadi masjid agung di Semarang, yaitu Masjid Kauman.
 
Konon, dulu warga Semarang menentukan awal puasa di masjid ini dengan mengajak ahli ilmu falak, sebelum mengikuti kebijakan pemerintah dengan sidang Isbathnya. Nah, kalau awal puasa sudah berhasil ditentukan di masjid itu, maka akan dibunyikan bedug disusul dengan dentuman mercon besar yang bentuknya seperti meriam. Suara bedug yang berbunyi ‘Dug’ ditambah mercon yang mengeluarkan suara ‘Duerr’ merupakan asal mula tradisi Dugderan.

Tradisi menentukan awal puasa menggunakan Dugderan mungkin sudah tidak terlalu banyak dilakukan masyarakat Semarang, karena alasan mengikuti ketetapan pemerintah. Namun, satu minggu sebelum puasa dimulai, akan digelar pasar malam yang masih dijuluki “Dugderan”. Istilah “Dugderan” masih dipakai karena merupakan rangkaian acara di kawasan Masjid Kauman yang berdekatan dengan Pasar Johar. Setiap pasar malam tentu saja menyenangkan, karena banyak pedagang makanan, pakaian, mainan, bahkan wahana bermain mini untuk anak-anak. Wah, seru ya? 

Nah, puncak acara dari tradisi Dugderan, yaitu karnaval sepanjang jalan protokol Semarang, dari Masjid Kauman, Balaikota di Jalan Pemuda Simpanglima, kemudian Jalan Gajah Mada dan selesai di Majis Agung Jawa Tengah. 

Peserta yang memeriahkan karnaval ini bermacam-macam lho, ada drum band, rebana, pencak silat, pasukan wali songo, serta ada yang memakai kostum layaknya Laksamana Cheng Ho. 
Yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang menghadiri karnaval tersebut adalah hadirnya “Warak Ngendhok”, makhluk fiktif yang memiliki kepala berbentuk naga (perlambang Cina), memiliki leher dan badan berbentuk burak (binatang dalam Al-Qur’an/ perlambang Arab), serta berkaki kambing (perlambang Jawa). 

Warak Ngendhok

Perpaduan tersebut menandakan Semarang yang damai, dan merupakan kota dagang dengan akultrasi ketiga budaya tersebut. Menarik banget ya filosofinya?

Tadi merupakan beberapa tradisi Ramadhan di Indonesia, nah sekarang kita bergerak ke negara lain, yaitu Maladewa.


Maladewa memang terkenal banget dengan destinasi wisatanya yang mengagumkan. Tapi ternyata, negara yang menjadi negara Islam pada tahun 1153 Masehi ini, punya kebiasaan Ramadhan yang unik, yaitu membaca puisi. Tradisi ini diawali dengan makan bersama dalam sebuah perkumpulan, lalu beberapa orang audiens akan diminta untuk membacakan puisi di depan audiens lainnya. Tentu aja puisi yang mereka bacakan harus bertema Ramadhan. Warga Maladewa menyebutnya Raivaru, yaitu puisi kuno yang terdiri dari tiga baris atau lebih tanpa memiliki pola ritme di dalamnya. Nah, Raivaru menjadi acuan dalam pembacaan puisi ini.

Serius menonton salah satu peserta Raivaru


Sekarang, kita simak  yuk suasana Ramadhan di Bangladesh!
Mirip dengan Maladewa, Bangladesh juga merayakan Ramadhan dengan membaca puisi.
Ada juga festival henna, dimana warga berlomba-lomba mendesain motif dengan henna.


Peserta festival henna di Dhaka University, Bangladesh!
Dekorasi henna yang sudah jadi. Walaupun rumit, tetap rapi :)


Konon, henna adalah bentuk doa bagi pemakainya. Setiap symbol pada henna memiliki arti yang berbeda-beda lho. Tempat henna digambar juga bervariasi, nggak cuma di telapak tangan – bisa di seluruh tangan, bahkan kaki. Anggota badan yang berbeda ini memberikan simbolisasi doa yang berbeda. Apa aja ya? Kamu bisa lihat di sini

Nah, ada satu tradisi unik di negara lain. Kali ini kita bergeser lumayan jauh, ke Albania.
Bagi masyarakat Indonesia, tentu bunyi-bunyian seperti beduk nggak asing lagi ya. Sama halnya dengan warga Albania, Eropa Tenggara. Kalau Indonesia punya Beduk , Albania punya Lodra. Kesenian Lodra merupakan tabuhan dua buah bedug, yang dibuat dari kulit domba dan kulit kambing untuk masing-masing lodra. Pemukulnyapun dibuat dari bahan yang berbeda sehingga pada saat ditabuh menghasilkan bunyi yang beda dari ketiganya. Seniman Lodra biasanya mengiringi kegiatan sahur (Syfyr), serta kegiatan buka puasa (Iftar). Ini dia penampakan alat musik Lodra.



Penasaran gimana suasana Ramadhan di benua Afrika? Ternyata, ada juga ritual khusus. Salah satunya, di Ghana!
Perayaan ini diadakan saat hari terakhir berpuasa, di malam hari. Anak-anak berdandan dan memakai baju mereka yang paling bagus, lalu mengunjungi  tetangga-tetangga (biasanya, tetangga akan memberikan uang, makanan dan  permen) – setelah itu, mereka berkumpul untuk mendengarkan cerita J. Ceritanya macam-macam – kadang, kisah para Nabi dan sahabat-sahabatnya – bisa juga tentang sejarah suku-suku terdahulu seperti asal-usul dan masa peperangan.

Mereka asyik banget ya mendengarkan cerita :p

Ramadhan di Mesir.
Sekarang giliran cerita Ramadhan di Mesir. Jauh sekali ya? Tapi Mesir punya tradisi menyambut Ramadhan yang menarik banget lho.
Ciri khas bulan Ramadhan di Mesir yaitu bertebaran lampu dan lentera fanus yang bertuliskan “Ramadhan Kareem”. 

Bentuk fanus tradisional
Konon, pemasangan lampu ini berasal dari seorang penguasa di zaman Kesultanan Fathimiyah yang saat itu berkuasa di Mesir. Ia memerintahkan untuk memasang alat penerangan yang berasal dari minyak zaitun di sekitar area masjid, dengan maksud untuk mempermudah jamaah ketika ingin menjalankan shalat Tarawih malam hari. Hingga saat ini, tradisi itu semakin berkembang di warga Mesir, namun bukan hanya dipasang di area masjid saja, melainkan dipasang sebagai hiasan di rumah-rumah warga, dengan corak dan warna yang beragam.

Pedagang fanus dekat masjid Al Imam Ali Zayn al-Abidin, Alexandria

Yang paling mencolok, banyak umat Muslim berlomba-lomba mencari pahala dengan mendirikan tempat buka puasa gratis, Maidaturrahman (artinya, suguhan dari Allah yang Maha Penyayang).

Sekarang, kita lihat yuk perayaan di Alexandria, salah satu kota di Mesir!

Di sini, diadakan tarian di jalan raya setelah berhasil melalui 10 hari berpuasa. Penari-penari memenuhi jalanan dengan berbagai atraksi seru, lengkap dengan kostum heboh. Meriah banget lho.

Para penari beraksi di tengah jalan
Nah, itu tadi beberapa tempat yang punya tradisi unik dalam menyambut maupun memeriahkan bulan Ramadhan. Tentu ada banyak tradisi unik di daerah lain ya, intinya masyarakat di negara mayoritas maupun minoritas muslim amat antusias akan datangnya bulan puasa. Kalau kalian gimana nih? Apakah sudah pernah melihat dan melakukan tradisi tersebut? Kalau belum, semoga suatu saat dapat kesempatan untuk menikmati tradisi-tradisi menarik itu ya. 

Selamat melanjutkan puasa ya guys! :)

Sumber: wawancara dan beberapa artikel dari website berikut
  • wisatasemarang.wordpress.com 
  • republika.co.id
  • hennablogspot.com
  • demotix.com
  • hennaheaven.co.uk
  • satuharapan.com
  • photos.myjoyonline.com
  • theatlantic.com
  • berbagaihal.com
  • cordova-travel.com
  • visitbangkabelitung.com

2 comments:

  1. Ramadhan memang selalu menyenangkan. Banyak tradisi menarik di bulan ini. Nilai ibadah juga berlipat. Mulai dari sedekah, berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan lain sebagainya. Terima kasih sudah berbagi info, kak.

    ReplyDelete

PALING BANYAK DIBACA

How To Make Comics oleh Hikmat Darmawan