Friday, July 12, 2013

#KamisKreatif Bikin Cerita Lebih Hidup Dengan Ilustrasi!

Cover Blue Romance dan Pintu Harmonika, illustrated by Diani Apsari

Kalau kamu seorang penikmat buku, tentu sering melihat dan terkagum-kagum dengan berbagai ilustrasi menariknya. Gambar-gambar itulah yang menjadi penguat cerita dalam sebuah buku. Meskipun komposisinya tidak sebanyak tulisan, tapi ilustrasi inilah yang memanjakan pembaca dari sisi visual. Ternyata, ilustrasi gunanya banyak lho.

Pada Kamis Kreatif kali ini kita akan kenal lebih dekat sama profesi illustrator. Buat kamu yang tertarik dengan ilustrasi, jangan sampai ketinggalan sesi tanya jawab PlotPoint bersama dua illustrator kece berikut ini - Diani Apsari dan Diela Maharanie, yang keduanya merupakan ilustrator untuk beberapa buku PlotPoint.



Apa ya perbedaan kedua ilusrator ini? Kita simak yuk!

Cakupan kerja illustrator itu, apa aja?

Diela
Pekerjaan seorang illustrator memang khusus dalam pembuatan ilustrasi, gambar, atau segala bentuk visual yang dapat membantu menjelaskan sebuah narasi atau cerita yang mungkin akan lebih mudah ditangkap oleh pembacanya dengan bentuk visual. 

Diani
Ilustrator itu cakupan pekerjaannya sebenarnya banyak banget, basicnya bisa dari menggambar, tapi kita juga harus mengerti komposisi dan layouting.

Kenapa bisa menjalar sampe ke komposisi dan layouting?

Diani
Soalnya pekerjaan ilustrator ini sangat berkaitan dengan berbagai bidang, seperti misalnya desain grafis dan seni rupa. Seperti misalnya kalau kita mengerjakan ilustrasi untuk cover buku, kita harus mengerti layout tulisan bukunya nanti ditaruh dimana, jadi tidak hanya menggambar saja.

Kalian punya tujuan khusus nggak setiap membuat ilustrasi?

Diela
Ya gunanya itu untuk membantu menjelaskan sebuah narasi atau cerita yang mungkin apabila ada bantuan bentuk visualnya cerita tersebut menjadi lengkap dan dapat memberikan gambaran yang lebih visual kepada pembacanya.

Diani
Tujuan saya dalam membuat ilustrasi adalah menyampaikan pesan, dan juga mewujudkan imajinasi. Misalnya, saya buat ilustrasi di naskah penulis untuk bisa dinikmati secara visual.

Punya inspirasi tertentu mungkin setiap mau bikin ilustrasi?

Diani
Inspirasi saya dari kehidupan sehari-hari, selalu memperhatikan detil-detil kecil yang terjadi. Oh iya, saya juga suka sejarah, dan terinspirasi oleh masa kecil saya dan benda-benda antik, oleh karena itu mungkin gaya ilustrasi saya cenderung klasik.


Contoh ilustrasi oleh Diani Apsari

Diela
Untuk mengilustrasikan sebuah cerita jelas inspirasinya dari cerita tersebut dan mungkin ada pengembangan-pengembangan dari ilustratornya sendiri. Kalau saya sendiri, inspirasi dalam menggambar atau dalam proses membuat suatu ilustrasi banyak saya dapat dari menonton film dan dari buku-buku yang saya baca.

Jenis ilustrasi yang paling sering Diani bikin, seperti apa?

Diani
Sekarang saya sering mengerjakan ilustrasi cat air J Menurut saya, fokus dalam satu gaya gambar itu perlu, supaya kita menjadi ilustrator yang distinctive dan punya ciri khas. Tapi bisa berbagai macam style tanpa melupakan ciri sendiri, itu lebih baik lagi karena selain cakupan kerja kita menjadi lebih luas, juga menambah banyak pengalaman. Saat ini saya banyak mengerjakan ilustrasi untuk cerita-cerita yang lebih dreamy dan dekat dengan dunia anak-anak, tapi tidak menutup kemungkinan untuk terbuka untuk klien-klien yang lain.

Kelihatannya desain Diela itu khas sekali, itu apa genrenya?

Diela

Kalau ilustrasi yang seringnya saya buat mungkin lebih ke arah fantasy dan gloom walau tetap dengan penggunaan warna2 yang vivid. Untuk genre buku tertentu sih nggak ada, saya tidak membatasi diri.

Contoh ilustrasi oleh Diela Maharanie

Penasaran tentang proses kreatif Diani dan Diela? Ini dia…

Diani
Dari dulu saya suka sekali menggambar, jadi pelan-pelan project ilustrasi pasti datang. Pertama mulai dari sering menggambar untuk cover buku, lalu berlanjut ke project-project lainnya.

Diela
Awalnya nggak tahu ada profesi ilustrator karena saya dulu backgroundnya bukan dari art / design tapi karena suka sekali dengan menggambar dan hampir setiap hari posting gambar yang saya buat di blog, kemudian saya dapat tawaran membuat ilustrasi ini itu jadi saya mengulik profesi ini secara otodidak belajar dan terjun langsung ke dunia ilustrasi.

Saat membuat ilustrasi, perlu nggak untuk memposisikan diri sebagai pembaca?

Diani
Perlu. Dengan cara ini, pembuat ilustrasi sehingga bisa memahami apa maunya pembaca. Caranya, seperti dengan terus mengasah ide dan teknik menggambar kita.

Nah, apa sih yang ditonjolkan dalam ilustrasi sehingga pembaca bisa tahu pesan yang disampaikan?

Diela
Berusaha membuat ilustrasi yang mungkin sekali lihat langsung dapat 'feel' dan membuat 'curios' pembacanya.

Kalau di antara teman-teman ada yang kepingin jadi illustrator gimana sih caranya?

Diani
Bagi saya, tetap produktif dan rajin meng-compile karya-karya kita. Pastikan semua karya terarsip dengan bagus, dan jangan takut untuk mencoba teknik baru setiap harinya.

P.s: Sebelumnya, Diani pernah diwawancara juga oleh PlotPoint. Silahkan baca profilnya lebih lengkap  di sini .

Diela

Membekali diri dengan pengetahuan yang banyak mengenai dunia ilustrasi, yang pasti sebagai ilustrator ya yang harus kita kuasai adalah menggambar dan mungkin melatih cara bertutur lewat gambar. Untuk teknis juga dilatih dan eksplor segala macam media menggambar dan paling penting have fun in making an illustration :D hehe..
Cover ilustrasi Cherish Cheri oleh Diela
Dari kedua cerita tersebut terbukti kalau ilustrasi perannya amat besar dalam sebuah karya, utamanya buku. Sang illustrator secara nggak langsung memunculkan imajinasi tersendiri kepada pembaca. Tapi, ilustrasi nggak hanya untuk buku lho. Kalau kamu mau tahu info lengkap mengenai perkembangan ilustrasi di Indonesia, bisa cek di sini

"Even if you can't draw, do a little doodle or rip an illustration from a magazine - these visuals will help bring your ideas to life" - John Emmerling

Thursday, July 11, 2013

[EVENT] Launching Clara Ng Book Project “Regenerasi Penulis Indonesia”

Guys, kamu udah pernah baca buku-buku Clara Ng Book Project belum? Itu, yang judulnya Hujan dan Pelangi, 3 Burung Kecil, sama Sketsa Terakhir :)



Karena peminat dunia tulis menulis yang semakin banyak, PlotPoint dapat ide untuk membuat Clara Ng Book Project sejak 2 tahun lalu dengan menggandeng penulis handal Clara Ng (@clara_ng) untuk jadi tutor bagi yang berminat belajar penulisan novel dasar. Ini sebagai support nyata untuk calon penulis-penulis baru.

Setelah lulus dari workshop penulisan novel dasar, teman-teman ini membentuk tim untuk menulis novel dengan bimbingan Clara Ng.
Ternyata, ketiga tim ini masing-masing berhasil menerbitkan novel mereka. Wow!
Tertarik untuk ketemu sama penulis-penulis Clara Ng Book Project dan penasaran gimana proses kreatif penulisan buku-buku mereka?

Ayo, hadiri:

Launching Clara Ng Book Project
“Regenerasi Penulis Indonesia”
Grand Indonesia Westmall Lt. 5
Sabtu, 13 Juli 2013 | 15:00 – 17:00 WIB


Selain Clara Ng, kamu juga bisa bertukar pengalaman dengan penulis-penulis Clara Ng Book Project lho! Acaranya gratis lagi.

Kita tunggu kehadiranmu :D

Wednesday, July 10, 2013

#Rabuku 4 Buku yang Bikin Kamu Punya Alasan Untuk Segera ke Pantai

Pantai, menyimpan kisah dalam deburan ombaknya. These books are perfect for you, especially for marine lovers ;)

1. The Old Man And The Sea



The Old man And The Sea adalah karya Ernest Hemingway yang ditulis di Kuba pada tahun 1951 dan terbit tahun 1952 - karya fiksi besar yang terakhir dalam tenggat hidupnya.
Pada tahun 1954, buku ini mendapat panghargaan Nobel Sastra :D
Karakter utama cerita ini yang seorang nelayan lelaki tua bernama Santiago yang bersusah payah berjuang untuk menangkap seekor ikan marlin raksasa jauh di tengah arus Teluk Meksiko. cerita ini juga bersetting di Kuba. 
Pada hari ke-85, ia berangkat lagi dengan penuh keyakinan bahwa hari ini bisa jadi hari keberuntungannya dan akhirnya dia tidak akan pulang dari laut dengan tangan kosong.
Karena kesepian selama berburu, Santiago menghabiskan waktu dengan berbicara pada diri sendiri. Disaat-saat kritis, ia teringat dengan anak muda lelaki yang biasanya menemani dan membantunya. Walaupun tubuh tuanya kesakitan selama terapung di tengah lautan, ia tetap tidak menyerah.

Novel ini ditulis dengan sangat detail oleh penulisnya - mampu membuat pembaca membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang nelayan. Sayang, alurnya bergerak lamban. 


2. If You Want To See A Whale



Seorang anak laki-laki dan anjingnya bertekad bulat untuk melihat paus. Mereka terus menunggu sambil berusaha untuk tidak terganggu dengan hal-hal di sekitar mereka dan tetap sabar, seperti penggalan di buku: "If you want to see a whale, you will need to know what not to look at. Pink roses, pelicans, possible pirates ... If you want to see a whale, you have to keep your eyes on the sea, and wait ... and wait, .. and wait.."
This is a story that we can totally relate to :)

3. Gadis Pantai



Gadis Pantai menceritakan tentang seorang gadis 14 tahun yang awalnya adalah seorang anak nelayan yang terbiasa hidup keras sebagai nelayan. Awalnya, Gadis Pantai digambarkan sebagai gadis ceria - kulitnya kecoklatan, kulitnya lembut bagai disetrika, matanya yang setengah sipit memancarkan cahaya meminta kasih - membuat seorang bupati bernama Bendoro Blora memilihnya untuk menjadi seorang Mas Nganten (selir). 
Dengan harapan Gadis Pantai bisa hidup enak nantinya, ia dipaksa orangtuanya untuk menerima ajakan Bendoro Blora - ternyata, gadis Pantai bukan Mas Nganten pertama di rumah Bendoro Blora yang sebelumnya telah diceraikan dan diusir tanpa diperbolehkan membawa pergi anaknya. 
Buku ini sarat dengan pergolakan emosi yang dialami Gadis Pantai - mulai dari rengekannya agar dipulangkan ke orangtuanya, hingga ketakutannya jika ia bernasib sama seperti selir-selir sebelumnya. Melalui buku ini, Pramoedya Ananta Toer kembali menyentil pembaca.
Roman yang menggugah emosi. (Sangat) layak baca!


Gadis Pantai bahkan sudah diterjemahkan ke bahasa inggris!
P.s: Pramoedya Ananta Toer menerima penghargaan khusus dari The Norwegian Authors Union atas sumbangsih dan dedikasinya mempromosikan kebebasan bereskpresi dan toleransi sesama manusia melalui karya-karyanya (seperti yang dikutip oleh detiknews).

4. Flotsam



Dari sekedar iseng mengumpulkan flotsam - barang-barang yang tersapu ke pantai setelah mengapung di laut, anak itu menemukan kerang berkamera lengkap dengan rol film terpakai. Penasaran, ia mencuci rol film itu dan menemukan keajaiban dan rahasia di bawah laut.

Keistimewaan buku ini ada pada cara menceritakannya - bukan dengan tulisan, melainkan dengan gambar-gambar imajinatif yang terkesan nyata. 

Salah satu ilustrasinya
And the best part is, David Weisner membuat pembacanya percaya bahwa hal-hal ordinary disekitar kita, mungkin saja menyimpan sesuatu yang unordinary. We just need to find it. Nggak percaya? Baca dulu bukunya :p.

Siap-siap memenuhi liburanmu dengan cerita-cerita pantai!

Tuesday, July 9, 2013

#WriterZodiak Minggu, 7 Juli 2013

Walaupun lagi libur, jangan lupa simak zodiak kamu buat minggu ini! ;)

Liburan jangan cuma diisi dengan bermalas-malasan lho :p

#Capricorn Ikuti kata hati kamu dan fokuslah pada tujuan utama.

#Aquarius Sepertinya kamu krang tidur nih.

#Pisces Kalau dapat rejeki usahakan utamakan untuk hal yang penting dulu ya. :D

#Aries Kamu harus banyak berlatih menulis agar tulisan kau semakin baik. :D

#Taurus Apapun hasilnya harus diterima dengan lapang dada ya :)

#Gemini Manusia memang tempatnya keluh kesah. Baru diuji kekurangan sedikit, sudah resah. :D

#Cancer Terlalu memanjakan badan tidak selamanya baik lho. :)

#Leo Harus percaya diri dengan tulisan sendiri! :)

#Virgo Dana untuk membeli buku baru sudah ada nih sepertinya. :D

#Libra Yuk bca buku-buku pengembangan diri! :)

#Scorpio Sudah sejauh mana tulisan kamu?

#Sagittarius Agenda minggu ini,sebaiknya sih lakukan yang sudah direncanakan. :)

Thursday, July 4, 2013

[Kompetisi Menulis Resensi] U-Turn


Halo, guys!

Ada yang sudah baca novel U-Turn karya Nadya Prayudhi?

Nah, buat kalian yang sudah baca buku u-turn, kalian mendapat kesempatan buat mendapatkan sebuah jam tangan Fossil yang bernilai satu juta rupiah. Wheew!

Kalau belum pernah baca U-Turn gimana? Ya baca dulu, dong! Abis baca baru deh bikin resensinya. ;)


Berminat untuk ikutan? 


Ini nih syarat-syaratnya:

1. Kompetisi terbuka bagi semua orang
2. Kompetisi ini diadakan mulai tanggal 5 Juli 2013 sampai 2 Agustus 2013 pukul 23.59
3. Tulisan maksimal 500 kata
4. Tulisan tersebut diposting di blog, kemudian di-share via twitter dengan format: 

Nama-judul tulisan (spasi) Link (spasi) @_PlotPoint (spasi) #ResensiUTurn

  Contoh:
Ichy-Baca Buku U-Turn http://blogichy.blogspot.com/bacabukuuturn #ResensiUTurn

5. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2013 jam 18.00 di twitter Plotpoint (@_PlotPoint)
6. 1 (satu) orang pemenang akan mendapatkan satu buah jam tangan FOSSIL seharga 1 juta rupiah.
7. Tulisan pemenang juga akan dimasukan ke blog PlotPoint.


Plotpoint kasih sedikit bocoran nih untuk menulis resensi. Kalian bisa intip tips menulis resensi disini. ;)





Yuk ikutan kompetisi menulis resensi U-Turn! Kita tunggu ya tulisan kalian. ;)

[#KamisKreatif] Books: Not Just About Writers


"Saat sebuah buku muncul, pengaranglah yang berhak dapat pujian. Tapi kalau tidak ada editing/penyuntingan, tidak ada buku yang layak dipuji"

- Blake Morrison, penulis Inggris, penerima Dylan Thomas Award


Kamis Kreatif edisi Juli ini kita akan mengangkat profil dari sebuah profesi yang paling berpengaruh di balik kesuksesan sebuah buku. Ia adalah Ninus D. Andarnuswari, editor PlotPoint! :D



Mbak Ninus, seorang editor itu kerjanya apa aja?
Jadi, editor ini adalah orang yang membantu penulis menyiapkan bukunya supaya bisa dinikmati orang banyak. Proses kerja editor nggak cuma soal tanda baca, tapi juga mencakup hal yang lebih luas lagi. 

Oh, gitu... Contohnya gimana?

Editor dituntut untuk memberi gagasan sebuah buku, mengelola struktur tulisan, menambah masukan untuk memperkuat elemen-elemen naskah, menghilangkan kelemahan tulian, dan seterusnya sampai tahap proofreading (naskah siap naik cetak dan diperiksa untuk terakhir kalinya). Editor juga harus mengetahui desain dan layout (walaupun bagian ini bukan ditangani editor). Bisa dibilang, peran editor adalah bertanggung jawab atas buku yang berkualitas, serta mengeluarkan potensi yang sesungguhnya dari penulis

Wah, seru! Kualitas yang kayak gimana?

Yang bagus dong, dan perlu dibaca oleh orang banyak :)

Buku seperti apa yang dianggap bagus?

Masalah bagus atau nggaknya buku, itu soal taste (selera). Tapi, taste bisa dibentuk. Taste yang baik didapat dari bacaan yang baik. Kalau bacaan kita banyak, kita akan punya referensi untuk tahu mana yang kita suka, mana yang nggak; mana yang efektif bikin kita nangis berhari-hari, mana yang bertele-tele dan membosankan; mana yang bagus buat kita dan mana yang jelek. 


Ada tipe orang tertentu gitu nggak sih yang biasanya jadi editor?

Kalau dari pengalaman, kebanyakan orang yang jadi editor adalah pembaca yang "rakus", yang baca buku memang karena dia senang. karena bacaannya banyak, dia jadi lebih tau tentang mana naskah yang layak terbit, mana yang nggak. 
  
Lho, kalo dari penulisnya sendiri?
Penulis yang baru selesai dengan naskahnya, kemungkinan besar jadi nggak punya objektivitas; dia terlalu "tenggelam" sama naskahnya. Nah, di sini pentingnya editor. Mereka bisa melihat apa aja yang kira-kira akan mengganggu, nggak tepat, nggak seru, membosankan atau salah kalau naskah itu langsung diedarkan. Karena itu, editor perlu mendiskusikan sama penulis tentang masukan-masukan yang bisa digarap oleh penulis.

Editor lebih sering bekerja sendiri atau dalam tim? 
Umumnya, editor bekerja dalam tim. Di dalamnya ada proses diskusi, tukar referensi dan informasi sehingga ada perbandingan yang bisa memperkaya wawasan editor.

Kalo dari segi keterlibatan editor dalam proses penerbitan buku, sejauh apa sih Mbak?
Beda-beda. Di Indonesia tergantung kebijakan penerbitnya. Terus terang, di Indonesia rata-rata masih banyak penulis yang perlu dipoles. Soalnya, jarang banget penulis baru yang naskahnya benar-benar sudah 'jadi'. Seringkali tulisan karus dipertajam lagi, plot juga mesti diperbaiki, karakterisasi tokoh-tokohnya juga perlu diperkuat. Ini juga nggak kalah penting: hubungan antara penulis dan editor juga harus dijaga baik. Siapa tau, kerjasama mereka melahirkan karya-karya yang keren terus? ;)

Dulu, Mbak Ninus gimana ceritanya bisa ikut nyemplung di profesi ini?
Awalnya, saya melamar sebagai editor/penerjemah ke penerbit Marjin Kiri - di situ sempat jadi penerjemah lepas (freelance). Saya juga pernah gabung dengan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) selama dua tahun. Sebenarnya nggak cuma editor yang dibutuhkan oleh penerbitan. Ada juga posisi pengulas (reviewer), yang pernah saya jalani juga untuk penerbit Serambi.

Jadi editor, ada nggak enaknya?
Tentu ada. Di Indonesia belum ada asosiasi profesi editor dan nggak ada standar gaji editor. Menurut saya, industri buku di Indonesia masih berantakan. Pemerintah belum punya kebijakan buku nasional dan belum mau memberi insentif untuk pelaku dalam indutri buku, padahal ini perlu supaya buku-buku berkualitas bisa tersebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Kamu sendiri mungkin tahu, hidup sebagai penulis aja nggak dianggap sebagai jaminan yang baik bagi banyak orang sekarang. Padahal buku penting sekali untuk bikin kita mampu berpikir kritis, pintar menganalisis, bersikap rasional, dan punya empati besar serta menghargai keragaman, khususnya buku fiksi. 
Bayangin kalau masyarakat kita suka baca semua, kayaknya canggih ya?

Kalo enaknya, pasti ada dong? 
Enaknya, kita punya privilege untuk dibaca banyak orang, hehehe. Kita juga jadi tahu banyak hal karena kita dituntut untuk paham isi naskah terus-menerus. Terus memahami sesuatu yang baru menurut saya, fun! Intellectual orgasm itu candu :p

Mungkin ada sedikit tips untuk jadi editor yang bagus?
Yang jelas bacaannya harus banyak, jadi punya banyak referensi. Harus ngerti dan tahu buku-buku penting, dalam arti buku yang dugarap secara baik, baik fiksi maupun non fiksi. 

Oh iya, di PlotPoint Mbak Ninus menangani beberapa buku, di antaranya novel Anak-Anak Angin dan Stasiun.

Semangat untuk kalian semua!

Gimana, tertarik jadi editor?

"Your work is to discover your work and then with all your heart to give yourself to it" - Buddha

Social Media Day

Halo guys!

Pasti hampir setiap hari kamu aktif ngetweet, update foto di facebook. Tapi kamu tau gak sih kalo tanggal 30 Juni kemarin diperingati sebagai hari social media.

Social Media Day ini digagas oleh Mashable – perusahaan di bidang social networking gitu. Perayaan ini udah dimulai dari tahun 2010.

Kenapa social media day ini dirayakan? Kalo kata website Mashable (www.mashable.com) We've watched social media grow and spread. While it was already fueling a worldwide shift in the way we communicate, it now touches nearly every part of our lives”.

Kenapa logonya llama? Apakah karena llama dinilai binatang yang highly social yang ditandai dengan suka nyembur-nyembur? (Image courtesy: interactyx.com)
Ya, statement itu memberikan gambaran yang pas – mungkin, keadaan sebagian besar dari kita – tentang ‘persahabatan’ bersama para social media. Just admit this: Mulai dari bangun pagi sampe tidurnya lagi, pasti ada waktu yang dipake buat bersentuhan dengan social media kan?

Kita lagi bad mood, curhat di Twitter atau Facebook. Mau kelihatan elegan dan bijak? Tinggal tulis kata-kata mutiara, atau kalimat-kalimat filosofis.

Sebelum makan, kita foto dulu makanannya – terus di post di instagram.

Mau pamer skill mainin alat musik, sampe kasih tutorial yang random, tinggal buka youtube (Atau Vine. New, from Twitter)
P.s: Vine itu udah lama ada belum ya? Atau yang nulis ini aja yang nggak update sehingga baru tau?

Mungkin biasanya, pihak lain yang kebetulan lagi ngomongin akan menutup tulisan dengan hal-hal seperti “Social networking itu bagus kalo diseimbangkan dengan kehidupan sosial yang nyata. Ketemu orang secara empat mata”, Atau “Social media memang mendekatkan yang jauh – dan itu bagus, really. Tapi, jangan sampai menjauhkan yang dekat” Naah, kalian udah tau hal-hal itu kan? So, no need to talk about that here.

Kita akan bilang…

Happy Social Media Day! Mumpung memang ada tanggal khususnya, mulai dari sekarang ada baiknya kamu persiapkan cadangan status buat ditulis, stock foto sama video buat perayaan social media day tahun depan. Jadikan social media day tahun depan berjalan dengan slow motion!

Cheers!
Tim PlotPoint

Monday, July 1, 2013

Pengumuman Pemenang Cerita Horor Kota

Photo Courtesy: Life Magazine


Halo teman-teman yang baik,

Terima kasih sudah berpartisipasi dalam kompetisi “Cerita Horor Kota”. Kami sangat merasa terhormat dan senang sekali bisa membaca 275 cerita pendek bertemakan horor yang lolos persyaratan awal dari seluruh Indonesia.

Peserta Cerita Horor Kota ini beragam. Ada dari Aceh, lampung, Lombok, Bandung, Manado, Malang. Nggak cuma itu, ada juga yang dari Kayuangung, Sampit, Wajo, Mempawah, Buol, Grobokan, Kota Baru, Sidoarjao, Pagar Alam dan masih banyak lagi.

Karena rasa senang ini, ijinkan kami membuat semacam pengantar.

Cerita dan kota tak akan bisa dipisahkan, seperti cerita dan karakter. Kota adalah bagian dari setting cerita, seperti juga karakter, harusnya kota (setting) juga bisa tumbuh dalam sebuah cerita. 

Namun faktor itulah yang, bagi kami, masih jarang dalam karya fiksi Indonesia saat ini. Banyak kreator yang seperti melupakan daerahnya, lupa melihat sekeliling, terlalu asyik berusaha membuat cerita di/dengan logika Jakarta, dan meminggirkan realitas keragaman suku, agama dan ras di Indonesia. 

Akibatnya karakter fiksi di Indonesia mendadak sama. Pembaca tak bisa terhubung dengan siapa dia, di mana dia tinggal, apa masalah hidupnya. Karakter fiksi kita punya masalah cinta yang itu-itu lagi serta hanya punya gimmick cerita tanpa substansi. 

Sayangnya, justru ini yang banyak kami temukan dari cerita pendek yang masuk. Masih banyak cerita dengan karakter bergaya Jakarta. Masih banyak cerita yang sebenarnya tak berhubungan erat dengan kotanya, sehingga seandainya karakter dan plotnya dipindah ke kota lain, maka cerita itu tetap bisa terjadi. 

Untuk mendapatkan 10 pemenang Cerita Horor Kota, itu kerja keras sendiri untuk kami. Jujur, awalnya kami nyaris pesimis bisa dapat 10 pemenang. 1 kata buat menggambarkan proses seleksi ini: sulit.

Kesulitan ini adalah bukti kalau penulisan genre horror itu menuntut penulisnya untuk kerja keras mengerahkan skillnya.

Masalah utama dari naskah-naskah yang masuk adalah kurangnya kemampuan memampuan menuliskan pengadeganan untuk membangun keseraman ceritanya.

Banyak banget yang bergantung pada kata: ‘seram’ untuk bilang ke pembaca kalau suasana atau hantunya seram tapi tidak mendeskripsikan kejadiannya.

Merangkum dengan kata, mungkin bisa selamat kalau menulis drama, setiap orang udah punya referensi “romantic”nya masing-masing. Tapi untuk seram, beda.

Akhirnya kami memilih 10 (sepuluh) cerita pendek dengan pertimbangan:

  1.   STORYTELLING
  2.   KARAKTER
  3.   LOGIKA PLOT
  4.   TEKNIS (EX: TYPO, PENULISAN, KERAPIHAN)
  5.    OTENTIK: KESESUAIAN DENGAN KOTA, LOKALITAS

Berikut adalah nama, judul cerpen, dan kota para pemenang (secara acak):



1. Mbak Sus (@Susi_SmileKitty) – Di Balik Hujan (Pontianak)

2. Rina Kartomisastro (@roro_dwirina) – Hantu Sudah tahu  (Malang)
3. SBU (@mithasbu) – Dua Titik Merah (Sampit)
4. Faisal Oddang (@sajakimut) – Obituari Parakang (Makassar)
5. Putra Zaman (@poetrazaman) – Dipo di Gunung Dempo (Pagar Alam)
6. Muhammad Rivai (@rivaimuhamad) – Taring (Karawang)
7. Nazta (@naztaaa) – Dendam (Manado)
8. Mardian Sagiant (@msagiant) – Rumah Taman Anggrek (Pontianak)
9. Rexy (@gearexy) – Gerbong Maut (Malang)
10. M.B. Winata (@MBWinata) – Negori Silop (Kayu Agung)

Selamat kepada pemenang!

Semoga ini bisa menjadi awal yang perjalanan bercerita yang menyenangkan. 

Bagi yang cerpennya belum lolos, jangan sedih dulu. Cerpen-cerpen yang masuk babak kedua sedang kami pertimbangkan untuk kami terbitkan atau kami muat dalam blog kami. 

Oya, kompetisi #CeritaHororKota ini merupakan rangkaian kompetisi #CeritaKotamu. 

Dengan kompetisi #CeritaKotamu kami ingin mengajak kalian merayakan lokalitas kalian. Mari buka mata dan carilah cerita di depan mata kita. Ceritakan hubungan antar manusia dan kota yang ada di sekitar kita. Ceritakan agar kita saling mengenal. 

Kita tahu Indonesia bukan cuma Jakarta. Mari bercerita. Mari rayakan Indonesia.

Kita bercerita. Apa ceritamu?

Salam,


Tim PlotPoint

#WriterZodiak Minggu, 30 Juni 2013

It's July! 
Gimana dengan #WriterZodiak kamu? ;)



#Capricorn Bingung mau dibawa kemana tulisan kamu? Yuk coba dibawa ke penerbit! :) 

#Aquarius Kalau tidak bangkit sekarang, kamu bisa-bisa akan ketinggalan banyak hal lho! :)

#Pisces Kalau kamu punya niat yang kuat semua pasti akan terwujud kok. :)

#Aries Ayo memotivasi diri agar kamu lebih disiplin! :)

#Taurus Sepertinya kamu kurang tidur nih. :D

#Gemini Coba ingat kapan kamu terakhir kali berolahraga? :D

#Cancer Yuk susun ulang rencana kegiatan kamu sepekan ke depan! :D

#Leo Wah! Hati-hati sepertinya pengeluaran kamu bakal meningkat nih. :D

#Virgo Sepertinya kamu masih didera kesibukan yang cukup padat nih. :S

#Libra Memang banyak lawan, tapi kalau kamu yakin lebih banyak kawan, maka hal itulah yang akan terjadi. :)

#Scorpio Sabar pasti akan selalu membawa hasil yang lebih baik. :)

#Sagittarius Ayo isi waktu luang kamu dengan menulis! :)

PALING BANYAK DIBACA

How To Make Comics oleh Hikmat Darmawan