Oleh: @juzzyoke
“Baiklah…kalau gitu, gimana kalau bunda
cerita tentang anak gadis yang paling cantik sepanjang masa?!” Aku menawarkan.
Anakku itu mengangguk-angguk dengan semangat.
“Nama gadis itu Kayla ya, Bunda?”
“Iya, boleh! Nama gadis itu Kayla!” Aku
mengabulkan permintaannya.
Kayla begitu senang sampai ia bertepuk
tangan, mendengar namanya adalah tokoh utama dongeng.
“Suatu hari, pada zaman dahulu kala, hiduplah
seorang gadis cantik sekali, bernama Kayla,” kataku memulai dengan gaya khas
mendongeng. “Kamu tahu nggak, kenapa dia bisa menjadi gadis tercantik di
negerinya?”
Kayla menggeleng saat aku bertanya.
“Karena dia punya senyum yang luar biasa
menawan nan indah. Selain menghiasi wajahnya yang cantik, senyumnya yang manis
bisa menenangkan hati yang sedih, senyum itu bisa menaklukkan musuh-musuhnya,
dan berkat senyumnya, Kayla bisa menyelamatkan kehidupannya dan ibunya.”
Kayla-ku tercengang. Mungkin ia tidak
menyangka bahwa efek seulas senyuman bisa begitu hebat.
“Nah, suatu hari, Kayla yang masih 6 tahun
melihat ibunya menangis tersedu-sedu. Ibunya menangis karena mendapat kabar kurang
baik dari keluarganya. Ayahnya sakit keras. Ia pun resah memikirkan ayahnya,
atau kakek Kayla, yang sedang sakit keras itu. Ia sangat ingin menjenguk
sebetulnya. Namun, karena mereka bertengkar dan tidak pernah bertemu selama 6
tahun lebih, sang ibu takut untuk pulang kerumah.”
“Lalu, tiba-tiba, Kayla mendatangi ibunya. Ia
mendekat dan kemudian mengusap air mata sang bunda. Dan, ia pun memberikan
senyum terbaik itu, senyum yang bisa membuat semua orang bahagia itu. Berkat senyum
ajaib Kayla, si ibu jadi merasa kuat dan tegar, dan ia jadi berani datang ke
rumah orangtuanya.”
“Terus, si Kakek Kayla di cerita itu marah
nggak sama Kayla dan ibunya?” tanya Kayla penasaran.
“Nggak lagi. Kakek bahagia sekali karena bisa
bertemu dengan anaknya dan cucunya setelah lama tak berjumpa. Apalagi Kayla dan
senyum indahnya membuat kakek jatuh hati. Kakek sayang sekali sama Kayla. Karena
senang, kakek berangsur-angsur sembuh. Akhirnya mereka pun tidak pernah
bertengkar lagi sampai kakek dan nenek meninggal beberapa tahun kemudian.”
“Nah,
jadi kalau Kayla mau disayang sama orang, jangan sering-sering cemberut ya! Harus
senyum yang tulus dari hati,” kataku menutup cerita karanganku. “Oke, karena
ceritanya sudah selesai, berarti saatnya kamu tidur.” Aku mengangkat badan
mungilnya dan menyelimutinya.
“Makasih Bunda, ceritanya bagus.” Aku tersenyum
kecil dan mencium dahinya, dan tak lama, ia langsung tertidur pulas.
Sementara aku belum beranjak dari tempat
tidurnya. Aku masih memandangi putriku yang besok akan berusia 17 tahun itu. Kaki-kakinya
yang kurus karena lumpuh, dan wajahnya yang khas penderita down syndrome tidak membuat ia kelihatan cacat di mataku. Aku menitikkan
air mata melihat putriku yang kecerdasannya seperti anak yang berusia 10 tahun
ini. Mungkin ini akibat usahaku yang dulu ingin mengaborsi dia tapi gagal, dan
kini, ia yang harus menanggung akibat perbuatanku. Namun, Kayla-ku adalah
semangatku sehingga aku bisa hidup mandiri setelah diusir ayahku akibat kehamilanku
yang diluar nikah. Kayla-ku adalah lenteraku saat aku hidup terlunta-lunta
karena pacarku tidak mau bertanggung jawab. Kayla-ku selalu tahu saat aku dalam
titik terendah dalam hidupku, dan tidak ada yang lebih hebat dalam menghilangkan
kegundahan hati selain senyum Kayla. Termasuk, saat ia membuatku berani
mendatangi ayahku dan pada akhirnya berhasil meluluhkan hati ayahku yang keras.
Senyuman Kayla yang magis adalah segalanya bagiku. Jika ia menunjukkan senyum
indah menawannya, maka tidak ada yang tidak mencintai Kayla.
@juzzyoke
No comments:
Post a Comment