Oleh: @Phiproduction
Dari kecil dia didiagnosa mengalami penyakit kaku wajah. Orang biasanya mengalami ini hanya beberapa hari, tetapi dia sudah mengidapnya sejak kecil. Nama penyakitnya Bell Pasy. Dia menderita penyakit ini saat dia berumur enam tahun. Awalnya dia demam tinggi dan hampir terkena step, kemudian dapat sembuh setelah diberi obat dokter. Tetapi tidak diketahui setelah itu, bahwa obatnya mengalami efek samping hingga dia mengidap Bell Pasy. Dokter beranggapan ini hanya sementara tetapi ternyata dia mengidapnya permanen.
Sejak saat itu dia sangat sulit untuk tersenyum. Dia bisa berbicara
tetapi dengan muka yang sangat kaku. Otot dimukanya hanya bisa
menstimulus satu gerakan motorik sehingga bila dia merubah mimik mukanya
secara dramatis, maka akan mengalami sakit yang luar biasa dan dia
sulit untuk merubah kembali ke bentuk awalnya.
Sewaktu SD, banyak guru yang bilang dia adalah anak murung. Saat
teman-temannya tertawa atau tersenyum menyapa guru, dia hanya bisa
menyapa dengan tanpa ekspresi. Pribadinya bertambah keras karena ayahnya
adalah seorang perwira polisi. Dia diajar sangat disiplin. Satu-satunya
yang mengerti dia adalah ibunya. Ibunya adalah perawat dan tahu betul
bagaimana di dalam hati anaknya itu sebenarnya lembut. Bila dia ditanya
oleh guru yang penasaran mengapa dia selalu murung dan kurang senyum,
maka dia akan menjelaskan ke guru bahwa dia mengidap penyakit aneh
bernama Bell Pesy. Hingga akhirnya bayak yang menjuluki dia Pesy
walaupun dia bernama Aditya.
Saat SMA Dia tumbuh menjadi pribadi yang pendiam dan pemalu. Pesy
hanya memiliki beberapa teman. Berbeda dengan dirinya, kebanyakan
teman-temannya sangat doyan ngebanyol dan suka hal-hal yang berbau
gokil.Teman Pesy hanya Didit. Dia duduk sebangku dan sudah mengenal
Pesy dari SMP. Dia juga tahu bahwa Pesy mengalami penyakit muka kaku
dari kecil. Tetapi banyak teman-teman yang lain tidak begitu mempercayai
cerita itu dan menganggap Pesy sombong atau sok tangguh. Sampai ada
pentolan di sekolah itu bernama Nana yang penasaran dengan kebenaran
bahwa Pesy sulit tersenyum.
Nana berpura-pura menantang Pesy untuk duel dengan memanfaatkan
Didit. Suatu saat Didit datang ke kelas dengan muka takut dan
memberitahu Pesy bahwa Nana menantangnya duel saat pulang. Sepulang
sekolah Pesy bertemu dengan Nana di samping sekolahnya. Pesy sendirian
karena Didit tidak berani menghadapinya. Nana dibantu oleh ketiga
temannya yang juga menantang Pesy.“Heh.. Muka sepa’ nama lo kaya banci Pesy apa Pusy, bau Pesing gw dengernye. Ribut lo ma gw!” Nana mencela Pesy sebelumnya.
Pesy melihatnya tanpa ekspresi walaupun di dalam hati sebenarnya
takut karena dia kalah jumlah. Begitu Pesy sudah memasang kuda-kuda
tiba-tiba dari belakang ada yang menyergapnya dan dia menjadi tidak bisa
bergerak. Ternyata banyak anak-anak lain yang juga penasaran ikut
menyergapnya untuk mengetest pesy supaya tertawa terbahak-bahak dengan
mengelitikinya. Diantaranya banyak juga cewek-cewek yang suka sama pesy,
termasuk juga didit ikut membulying Pesy.
Pertama mereka mencabut sepatunya dan mengkelitiki kakinya dengan
bulu ayam. Pesy hanya bengong dan tidak berekspresi sambil berontak.
Melihat tidak mempan akhirnya perempuan-perempuan mulai bergerak. Dengan
gaya centil mereka mengelitiki perut pesy, tetapi pesy hanya malu-malu
tanpa bisa tersenyum. Akhirnya Nana yang sebenarnya ngocol mulai turun
tangan. “Pada dodol lo semua”, kata Nana.
Tiba-tiba Nana membuka perutnya yang gendut dan memperagakan seperti tari perut. Semua tertawa terbahak-bahak sementara Pesy hanya bisa meringis karena otot mukanya mulai sakit menahan tawa. Disisi lain para perempuan centil semakin menjadi-jadi mengelitikinya hingga kebagian ketek.
Tiba-tiba Nana membuka perutnya yang gendut dan memperagakan seperti tari perut. Semua tertawa terbahak-bahak sementara Pesy hanya bisa meringis karena otot mukanya mulai sakit menahan tawa. Disisi lain para perempuan centil semakin menjadi-jadi mengelitikinya hingga kebagian ketek.
Alih-alih tertawa akhirnya Pesy malah cepirit dan ngompol. Baunya
apek dan sangat tidak enak hingga semuanya kabur dan meninggalkan pesy
sendirian. Muka Pesy sakit karena menahan tawa yang dipaksa. Dua hari
dia dirumah hingga tak bisa sekolah dan wajahnya diberi koyo ganda.
Sekembalinya ke sekolah banyak yang mengejeknya diam-diam. Dia semakin
menjadi tambah pemalu dan pendiam.
Disaat yang bersamaan datang Sarah. Dia meminta maaf kepada Pesy
karena kemarin dia juga ikut membulying. Dari sekian banyak yang
membulying hanya Sarah yang meminta maaf. Sarah sangat cantik dan
memiliki senyuman yang indah. Pesy untuk pertama kalinya Jatuh cinta.
Di SMA akhirnya Pesy berteman akrab dengan Sarah. Pesy menceritakan
bagaimana dia mengidap penyakitnya dan sarah akhirnya mengerti dengan
penyakit Pesy. Sarah memanggil Pesy dengan nama Adit karena dia tahu
bahwa Pesy adalah nama penyakit yang membuat adit tersiksa selama ini.
Banyak yang mengira akhirnya Sarah berpacaran dengan Pesy. Dia juga
memendam rasa ke sarah selama berteman.
Ketika akhirnya lulus SMA, untuk terakhir kali Pesy bertemu dengan
sarah. Dia ingin mengucapkan perasaannya selama ini tetapi akhirnya tahu
bahwa Sarah sudah berpacaran dengan anak Basket SMA-nya. Sebelum
berpisah, Sarah memberikan satu kalimat yang akan terus diingatnya
terakhir di SMA, ”Adit, Suatu saat kalau kamu bisa tersenyum maka itu
akan semurni embun. Itu karena senyumanmu yang tidak dapat dibuat-buat,
itu senyum yang apa adanya. Tetapi kalau kamu belum bisa tersenyum,
merunduklah karena orang akan tahu itu sehormat dengan senyuman”
Pesy terdiam dan mencoba untuk tersenyum kepada Sarah tetapi tetap
tidak bisa. Setelah jauh dia hanya bisa merunduk ke sarah walaupun dia
tidak melihatnya. Sejak selesai di SMA Sarah pergi kuliah ke luar kota
dan Pesy meneruskan sekolahnya di kepolisian.
Di kepolisian dia digembleng dengan keras. Karena bapaknya sudah
biasa mendidiknya dengan disiplin maka Pesy sudah biasa dan dapat
menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang baik. Setelah itu dia
ditempatkan di luar daerah selama 2 tahun. Penyakit muka kakunya menjadi
slogan untuk para perwira muda yang baru agar jangan banyak cengangas
cengenges dan fokus seperti dia.
Selama di sekolah dan di daerah, dia terus memikirkan Sarah. Dia
rindu dengan senyuman Sarah. Setelah hampir 3 tahun di daerah, akhirnya
Pesy ditugaskan kembali ke Jakarta. Kini sudah 7 tahun lebih dia tidak
bertemu dengan Sarah. Dia hanya bermimpi bila suatu saat dia bertemu
dengannya, dia hanya ingin tersenyum menyapanya dan menikahinya.
Terdorong oleh niatnya itu maka setelah selesai di kesatuan dia mulai
mendatangi psikiater untuk mencoba terapi. Banyak terapi yang
dilakukannya dari senam muka sampai hipnotis, dari obat medis sampai
akupuntur tetapi semuanya masih gagal dan dia tetap tidak dapat
tersenyum.
Suatu saat, ada reuni bareng di suatu café di Jakarta. Anak-anak
kelasnya sudah semakin tua dan ada beberapa yang sudah mempunyai anak.
Walaupun begitu mereka semua masih tetap ngocol tetapi Pesy masih tetap
belum bisa tersenyum apalagi tertawa. Pesy datang hanya ingin mencari
tahu keberadaan Sarah, tetapi kebanyakan dari mereka juga tidak contact
lagi dengannya.
Hanya ada satu petunjuk yaitu dari Karlina. Dia pernah terakhir
bertemu sarah setahun lalu di sebuah diskotik di daerah kemang. Pesy
terkejut mendengar cerita karlina bahwa sarah sudah berubah tidak
secantik dulu lagi, karena kini dia menjadi pemakai narkoba.
Pesy tidak percaya dengan kata-kata Karlina. Dia mulai terobsesi
mencari keberadaan sarah. Dia meminta bantuan dari kesatuan yang lain
untuk melacak keberadaan Sarah. Dimulai dari sekolah SMA-nya, Pesy
akhirnya dapat mengetahui kemana sarah pergi. Dia kuliah di sekolah seni
dan Drop Out setelah kuliah 2,5 tahun. Sarah sempat mengganti dua kali
mobil karena kecelakaan kecil dan kini dia menetap di apartemen di
daerah Jakarta Utara. Dia juga sempat tertangkap tangan membawa ekstasi
di suatu konser tetapi dibatalkan oleh jaminan keluarganya 1 tahun lalu.
Sepertinya dia menjadi salah pergaulan ketika di kuliah karena depresi.
Setelah mengetahui keberadaannya, Pesy langsung mengecek ke tempat
sarah tinggal. Sesampai di apartemennya, ternyata sudah kosong dan hanya
ada beberapa orang teman kepolisian. Pesy bertanya tentang kejadian apa
di apartemen ini, dan shock mengetahui bahwa Sarah ditemukan Koma
didalam apartemen karena Overdosis.
Sebelum terlambat Pesy pergi ke rumah sakit tempat sarah dirawat. Di
depan bangsalnya penuh oleh keluarganya yang menangis. Pesy menceritakan
kepada keluarganya mengenai siapa dirinya. Menurut cerita dari
keluarganya sarah terkena cedera otak serius karena OD. Dia sadar dan
dapat melihat tetapi tidak bisa merespon untuk berkata-kata.
Akhirnya Pesy masuk keruangan sarah dirawat. Dia masih teringat sarah
yang cantik dulu dan senyumannya serta kata-katanya ke Pesy terakhir,
tetapi kini sarah sudah berbeda. Dia kurus, botak dan hanya bisa
termangu melihat Pesy.
“Sar, Aku Adit masih ingat?” Pesy berkata dengan mata berkaca-kaca
dan terbata-bata.” Si Pria yang sulit untuk tersenyum, teman SMA kamu
yang jatuh cinta denganmu.” Sarah tak ada reaksi dan hanya termangu
kosong tidak dapat berkata apa-apa.
Pesy mencoba untuk tersenyum walaupun semua ototnya wajahnya
kesakitan luar biasa dia terus mencoba. Dia menangis menahan sakit
tetapi tetap dia mencoba untuk tersenyum kepada sarah. Hingga akhirnya
dia tersenyum sempurna walaupun beberapa kulit di wajahnya berdarah.
“Sar lihat aku tersenyum, Aku ingat saat terakhir kita jumpa, kamu
memberi nasihat ke aku dan itu aku pakai selama ini dalam hidupku.
Setiap aku merunduk aku mengingatmu. Dan kini setiap aku tersenyum aku
mengingatmu sar. Orang tidak akan menghargai arti dari sebuah senyum
seperti aku, karena kebanyakan mereka tersenyum hanya palsu dan untuk
tipuan. Tapi aku beda. Aku senyum untuk cinta, untuk kamu sar” Pesy
berkata sambil menangis dan tersenyum. Di saat yang bersamaan sarah
menangis. Jarinya bergerak kecil meresepon kecil.
Pesy merawat sarah selama akhir hidupnya. Tetapi sekitar 3 bulan
kemudian sarah meninggal. Setelah sarah meninggal Pesy dapat tersenyum.
Bell Pesy yang diidapnya selama ini memudar walaupun wajahnya kini
sedikit cacat. Kini Saat Dia tersenyum dia akan mengingat Sarah lewat
senyumannya. Dialah alasan Pesy tersenyum, karena senyuman adalah
cintanya.
Ternyata ada sarah yang di cintai olehnya,, Memang orang yang diam itu jangan coba untuk anda dekati
ReplyDelete