Thursday, May 31, 2012

#KamisKomik: Apakah Komik Bacaan Baik?

Halo!

Mulai minggu ini, setiap hari Kamis PlotPoint akan membahas soal komik di akun twitter kami dengan hashtag #KamisKomik. Di sini, kami akan membahas A-Z soal komik. Mulai dari sejarah, tokoh-tokoh dalam komik, hingga tips-tips yang berguna buat kamu yang ingin belajar bikin komik. Untuk Minggu pertama, pokok bahasan di #KamisKomik adalah: "Apakah Komik Bacaan Baik?" 

Materi Minggu ini ditulis oleh @hikmatdarmawan, seorang peneliti budaya pop dan budaya visual khususnya film dan komik.

Buat kamu yang kelewatan materi #KamisKomik minggu ini, jangan sedih. Berikut ini kami lampirkan materinya. Enjoy!

***


#KAMISKOMIK: Apakah Komik Bacaan Baik?

  1. Pada abad ke-20 hingga kini, komik memang ada di mana-mana.

  1. Tapi, komik juga sering dimusuhi. Pada 1955, di AS, psikolog Dr. Frederic Wertham menulis, "komik adalah perusak pikiran anak muda."

  1. Gara-gara Dr. Wertham menulis buku anti-komik, di AS sejak 1955, komik diawasi ketat. Pada tahun itu, komik2 dibakar di sana.

  1. Pada sekitar 1955 juga, para pendidik dan orang tua di Indonesia protes komik, dianggap terlalu ke-Amerika-Amerika-an.

  1. Salah satu yang diprotes di Indonesia pada saat itu adalah buku komik pertama kita, SRI ASIH, karya RA. Kosasih.

  1. Padahal, RA. Kosasih sudah berusaha melokalkan komik superheronya itu. Sri Asih meniru Wonder Woman, tapi dikasih kebaya. J

  1. Sebagai jawaban terhadap protes dan tuntutan membasmi komik, RA. Kosasih mengeluarkan komik wayang, seri MAHABHARATA.

  1. Tapi, citra negatif terhadap komik terus berlanjut, baik di Indonesia, maupun di AS.

  1. Di Eropa dan Jepang, orang lebih santai terhadap komik.

  1. Komik dianggap sebagai bacaan buruk buat anak. Padahal, siapa bilang komik adalah bacaan anak?

  1. Komik bisa buat anak, bisa juga buat orang dewasa. Kalau cerita dan isi komik yang "dewasa" dibaca anak, memang bisa buruk.

  1. Misalnya, komik-komik silat yang banyak beredar di Indonesia sejak 1968 s/d akhir 1980-an. Rata-rata itu komik dewasa.

13. Komik silat era itu (dari seri SI BUTA DARI GUA HANTU, JAKA SEMBUNG, sampai MANDALA) berisi kekerasan, filsafat & plot rumit.

14. Kalau baca buku penelitian Marcell Bonneff, KOMIK INDONESIA, pembaca komik2 silat pada era itu memang orang dewasa. #KamisKomik

15. Tapi, karena salah kaprah umum bahwa komik adalah "bacaan anak", maka muatan2 dewasa komik silat dianggap "merusak anak". #KamisKomik

16. Pada pertengahan 1990-an, penyair/dosen Sapardi Djoko Damono mengusulkan komik jadi alat bantu pendidikan, banyak yang protes. #KamisKomik

17.  Jadi, bukan hanya komik dianggap "hanya bacaan anak", komik juga dianggap sebagai "bacaan buruk". #KamisKomik

18. Makin runyam jika kita lihat konteks budaya. Apa yang dianggap layak untuk remaja di Jepang, misalnya, dianggap tak layak di AS. #KamisKomik

19.Pada pertengahan 2000, buku sejarah komik Jepang karya Paul Gravett dilarang di beberapa perpustakaan AS, karena dianggap "sadis & porno". #KamisKomik

20. Soalnya, buku Paul Gravett itu dipenuhi contoh gambar komik Jepang (manga) berbagai genre. Ada orang tua yang protes. #KamisKomik

21. Komik Jepang memang sering mengejutkan para orang tua AS.

22. Di samping beda budaya, di Jepang banyak sekali komik buat orang dewasa. #KamisKomik

23. Anggapan bahwa komik sebagai "bacaan buruk" mulai terkikis sejak 1990-an.

24. Beberapa komik di AS ternyata memenangi hadiah sastra/penulisan. #KamisKomik

25. MAUS dari Art Spiegelman, menang Pulitzer. PALESTINE (Joe Sacco) menang National Book Award. #KamisKomik

26. WATCHMEN (Alan Moore & Dave Gibbons) terpilih sebagai 100 novel terbaik menurut TIME, bersama karya2 Hemingway & Kafka. #KamisKomik

27. SANDMAN dari Neil Gaiman memenangi FANTASY AWARD –tak ada komik yang pernah menang ini sebelum, dan sesudah SANDMAN. #KamisKomik

28. Pada awal 2000-an, sekelompok jaringan pustakawan muda di AS bikin gerakan memasukkan novel grafis (komik) ke perpustakaan. #KamisKomik

29.Perpustakaan hanya mau menerima "bacaan baik". Kalau perpustakaan mau memasukkan komik, maka komik diakui "bacaan baik". #KamisKomik

30. Di Eropa, makin sering pameran senirupa yang menampilkan karya-karya komik. Misalnya, pameran Moebius: …. #KamisKomik

31. Di Jepang, makin banyak tokoh yang terbuka mengakui pengaruh komik. Sastrawan, seniman, sampai perdana menteri. #KamisKomik

32. Di Jepang, komik sering sekali digunakan sebagai alat pendidikan. Misalnya, pendidikan manajemen buat pegawai baru suatu kantor. #KamisKomik

33. JAPAN, INC. karya Ishinomori Shotaro misalnya, boleh dibilang salah satu pengantar pelajaran manajemen yang sangat baik. #KamisKomik

34. Jepang dan Eropa sangat terbiasa gunakan komik untuk wahana bicara topik2 "serius" seperti filsafat, masalah sosial, sejarah, dll. #KamisKomik

35. Misalnya, Osamu Tezuka, si "Dewa Manga", memasukkan renungan filsafat ke komik-komiknya, sejak ASTRO BOY hingga BUDDHA. #KamisKomik

36. Hergé, sering banget memasukkan komentar-komentar sosial ke dalam cerita-cerita TINTIN-nya. #KamisKomik

37. TINTIN: LOTUS BIRU adalah kampanye anti-pendudukan Jepang di Shanghai, saat Eropa belum tahu ada pendudukan itu. #KamisKomik

38. Banyak pesan antiperang dalam TINTIN, seperti dalam NEGERI EMAS HITAM dan PENCULIKAN CALCULUS. #KamisKomik

39. Nah, komik-komik Indonesia yang bermuatan pendidikan, sastra, atau filsafat sebetulnya cukup banyak. Sayang, kurang dikenal di dunia. #KamisKomik

40. Komik-komik Indonesia sejak 1930-an hingga sekarang, banyak yang mutunya kelas dunia lho. Tapi, kurang dihargai di negeri sendiri. #KamisKomik

41.Tradisi sastra gambar novel grafis di Indonesia cukup kaya.

42. Kita banyak hasilkan novel grafis dengan cerita hingga lebih dari seribu halaman. #KamisKomik

43. Tapi, tak seperti di AS, Jepang atau Eropa, banyak karya hebat komik kita tidak dicetak ulang lagi, dan tak masuk sejarah secara layak. #KamisKomik

44. Sastrawan Seno Gumira Ajidarma mengaku belajar politik dari seri PANJI TENGKORAK.

45. Dia bahkan jadi doktor filsafat gara2 komik itu. J #KamisKomik

46. Karya-karya komikus muda kita macam Eko Nugroho, Tita Larasati dan Beng Rahardian, mulai melanglang ke dunia internasional. #KamisKomik

47. Eko, Tita, dan Beng boleh dibilang menapaki "jalur seni" dalam menghasilkan komik-komik mereka. #KamisKomik

48. Banyak jalan untuk menghasilkan komik-komik yang layak masuk daftar "bacaan baik". #KamisKomik

49.Pada akhirnya, komik memang bisa jadi "bacaan baik" atau "bacaan buruk". Sama saja toh, novel juga ada yang "baik" dan "buruk".#KamisKomik

50. Jadi, tak perlu sapujagat menganggap semua komik "bacaan buruk". Kita sendiri yang akan rugi, kalau begitu. #KamisKomik

51. Menganggap semua komik adalah "bacaan buruk" menghilangkan kesempatan kita membaca komik-komik baik. #KamisKomik

No comments:

Post a Comment

PALING BANYAK DIBACA

How To Make Comics oleh Hikmat Darmawan