Mulai minggu ini, setiap hari Kamis PlotPoint akan membahas soal komik di akun twitter kami dengan hashtag #KamisKomik. Di sini, kami akan membahas A-Z soal komik. Mulai dari sejarah, tokoh-tokoh dalam komik, hingga tips-tips yang berguna buat kamu yang ingin belajar bikin komik. Untuk Minggu pertama, pokok bahasan di #KamisKomik adalah: "Apakah Komik Bacaan Baik?"
Materi Minggu ini ditulis oleh @hikmatdarmawan, seorang peneliti budaya pop dan budaya visual khususnya film dan komik.
Buat kamu yang kelewatan materi #KamisKomik minggu ini, jangan sedih. Berikut ini kami lampirkan materinya. Enjoy!
***
#KAMISKOMIK: Apakah Komik Bacaan Baik?
- Pada abad ke-20 hingga kini, komik memang ada di mana-mana.
- Tapi, komik juga sering dimusuhi. Pada 1955, di AS, psikolog Dr. Frederic Wertham menulis, "komik adalah perusak pikiran anak muda."
- Gara-gara Dr. Wertham menulis buku anti-komik, di AS sejak 1955, komik diawasi ketat. Pada tahun itu, komik2 dibakar di sana.
- Pada sekitar 1955 juga, para pendidik dan orang tua di Indonesia protes komik, dianggap terlalu ke-Amerika-Amerika-an.
- Salah satu yang diprotes di Indonesia pada saat itu adalah buku komik pertama kita, SRI ASIH, karya RA. Kosasih.
- Padahal, RA. Kosasih sudah berusaha melokalkan komik superheronya itu. Sri Asih meniru Wonder Woman, tapi dikasih kebaya. J
- Sebagai jawaban terhadap protes dan tuntutan membasmi komik, RA. Kosasih mengeluarkan komik wayang, seri MAHABHARATA.
- Tapi, citra negatif terhadap komik terus berlanjut, baik di Indonesia, maupun di AS.
- Di Eropa dan Jepang, orang lebih santai terhadap komik.
- Komik dianggap sebagai bacaan buruk buat
anak. Padahal, siapa bilang komik adalah bacaan anak?
- Komik bisa buat anak, bisa juga buat orang dewasa. Kalau cerita dan isi komik yang "dewasa" dibaca anak, memang bisa buruk.
- Misalnya, komik-komik silat yang banyak beredar di Indonesia sejak 1968 s/d akhir 1980-an. Rata-rata itu komik dewasa.
13. Komik silat era itu (dari
seri SI BUTA DARI GUA HANTU, JAKA SEMBUNG, sampai MANDALA) berisi kekerasan,
filsafat & plot rumit.
14. Kalau baca buku
penelitian Marcell Bonneff, KOMIK INDONESIA, pembaca komik2 silat pada era itu
memang orang dewasa. #KamisKomik
15. Tapi, karena salah kaprah
umum bahwa komik adalah "bacaan anak", maka muatan2 dewasa komik
silat dianggap "merusak anak". #KamisKomik
16. Pada pertengahan 1990-an,
penyair/dosen Sapardi Djoko Damono mengusulkan komik jadi alat bantu
pendidikan, banyak yang protes. #KamisKomik
17. Jadi, bukan hanya komik dianggap "hanya bacaan anak", komik
juga dianggap sebagai "bacaan buruk". #KamisKomik
18. Makin runyam jika kita
lihat konteks budaya. Apa yang dianggap layak untuk remaja di Jepang, misalnya,
dianggap tak layak di AS. #KamisKomik
19.Pada pertengahan 2000,
buku sejarah komik Jepang karya Paul Gravett dilarang di beberapa perpustakaan
AS, karena dianggap "sadis & porno". #KamisKomik
20. Soalnya, buku Paul Gravett itu dipenuhi contoh gambar komik Jepang
(manga) berbagai genre. Ada orang tua yang protes. #KamisKomik
21. Komik Jepang memang
sering mengejutkan para orang tua AS.
22.
Di samping beda budaya, di Jepang banyak sekali komik
buat orang dewasa. #KamisKomik
23. Anggapan bahwa komik
sebagai "bacaan buruk" mulai terkikis sejak 1990-an.
24.
Beberapa komik di AS ternyata memenangi hadiah
sastra/penulisan. #KamisKomik
25. MAUS dari Art Spiegelman,
menang Pulitzer. PALESTINE (Joe Sacco) menang National Book Award. #KamisKomik
26. WATCHMEN (Alan Moore
& Dave Gibbons) terpilih sebagai 100 novel terbaik menurut TIME, bersama
karya2 Hemingway & Kafka. #KamisKomik
27. SANDMAN dari Neil Gaiman
memenangi FANTASY AWARD –tak ada komik yang pernah menang ini sebelum, dan
sesudah SANDMAN. #KamisKomik
28. Pada awal 2000-an,
sekelompok jaringan pustakawan muda di AS bikin gerakan memasukkan novel grafis
(komik) ke perpustakaan. #KamisKomik
29.Perpustakaan hanya mau
menerima "bacaan baik". Kalau perpustakaan mau memasukkan komik, maka
komik diakui "bacaan baik". #KamisKomik
30. Di Eropa, makin sering pameran senirupa yang menampilkan karya-karya
komik. Misalnya, pameran Moebius: …. #KamisKomik
31. Di Jepang, makin banyak tokoh yang terbuka mengakui pengaruh komik.
Sastrawan, seniman, sampai perdana menteri. #KamisKomik
32. Di Jepang, komik sering sekali digunakan sebagai alat pendidikan.
Misalnya, pendidikan manajemen buat pegawai baru suatu kantor. #KamisKomik
33. JAPAN, INC. karya Ishinomori Shotaro misalnya, boleh
dibilang salah satu pengantar pelajaran manajemen yang sangat baik. #KamisKomik
34. Jepang dan Eropa sangat
terbiasa gunakan komik untuk wahana bicara topik2 "serius" seperti
filsafat, masalah sosial, sejarah, dll. #KamisKomik
35. Misalnya, Osamu Tezuka,
si "Dewa Manga", memasukkan renungan filsafat ke komik-komiknya,
sejak ASTRO BOY hingga BUDDHA. #KamisKomik
36. Hergé, sering banget
memasukkan komentar-komentar sosial ke dalam cerita-cerita TINTIN-nya. #KamisKomik
37. TINTIN: LOTUS BIRU adalah
kampanye anti-pendudukan Jepang di Shanghai, saat Eropa belum tahu ada
pendudukan itu. #KamisKomik
38. Banyak pesan antiperang
dalam TINTIN, seperti dalam NEGERI EMAS HITAM dan PENCULIKAN CALCULUS. #KamisKomik
39. Nah, komik-komik
Indonesia yang bermuatan pendidikan, sastra, atau filsafat sebetulnya cukup
banyak. Sayang, kurang dikenal di dunia. #KamisKomik
40. Komik-komik Indonesia sejak 1930-an hingga sekarang, banyak yang
mutunya kelas dunia lho. Tapi, kurang dihargai di negeri sendiri. #KamisKomik
41.Tradisi sastra gambar novel grafis di Indonesia cukup kaya.
42.
Kita banyak hasilkan novel grafis dengan cerita hingga
lebih dari seribu halaman. #KamisKomik
43. Tapi, tak seperti di AS, Jepang atau Eropa, banyak karya hebat komik
kita tidak dicetak ulang lagi, dan tak masuk sejarah secara layak. #KamisKomik
44. Sastrawan Seno Gumira
Ajidarma mengaku belajar politik dari seri PANJI TENGKORAK.
45.
Dia bahkan jadi doktor filsafat gara2 komik itu. J #KamisKomik
46. Karya-karya komikus muda
kita macam Eko Nugroho, Tita Larasati dan Beng Rahardian, mulai melanglang ke
dunia internasional. #KamisKomik
47. Eko, Tita, dan Beng boleh
dibilang menapaki "jalur seni" dalam menghasilkan komik-komik mereka. #KamisKomik
48. Banyak jalan untuk
menghasilkan komik-komik yang layak masuk daftar "bacaan baik". #KamisKomik
49.Pada akhirnya, komik
memang bisa jadi "bacaan baik" atau "bacaan buruk". Sama
saja toh, novel juga ada yang "baik" dan "buruk".#KamisKomik
50. Jadi, tak perlu sapujagat menganggap semua komik "bacaan
buruk". Kita sendiri yang akan rugi, kalau begitu. #KamisKomik
51. Menganggap semua komik adalah "bacaan buruk" menghilangkan
kesempatan kita membaca komik-komik baik. #KamisKomik
No comments:
Post a Comment