Mungkin banyak dari kalian yang masih bertanya-tanya apa itu Akademi Bercerita. Akademi Bercerita lahir dari kegelisahan akan minimnya cerita dan pencerita yang berkualitas dan punya lokalitas tinggi. Maka, PlotPoint dan Bentang Pustaka membuat Akademi Bercerita sebagai wadah berkumpulnya para penulis dan pencerita yang siap memberi warna baru.
Ada kelas fiksi yang terdiri dari cerpen dan novel, juga ada kelas non fiksi. Kelas-kelas ini PlotPoint dirikan secara gratis kepada siapapun yang punya kualitas dalam menuturkan cerita.
Belum lama ini, kelas AkTa, begitu biasanya Akademi Bercerita disingkat, sudah melahirkan beberapa alumni yang siap bersaing untuk menelurkan cerita. Beberapa waktu lalu PlotPoint mewawancarai keempat alumni Akademi Bercerita Non Fiksi; Armita, Aulia Rizki, Frida Nurulia, serta Rizki Ramadhan yang merupakan peserta AkTa pria satu-satunya di kelas ini.
Ketertarikan Aulia dan Frida awalnya hanyalah coba-coba semata. Karena pada awalnya mereka ingin mengikuti AkTa Fiksi, namun perihal deadline yang terlambat, akhirnya proposal non fiksipun dikirim. Tapi, sebelumnya mereka memang sudah punya ide non fiksi yang siap dibukukan. Ide-ide yang mereka miliki lebih kepada isu yang dapat memengaruhi pikiran orang lain, maka akan sangat cocok jika disampaikan dalam bentuk non fiksi.
Bicara mengenai pengalaman dalam kelas non fiksi, berbagai macam suka dan duka dialami oleh para peserta. Menjadi bagian dari keluarga Akademi Bercerita, mereka merasa senang karena bisa bertemu dengan banyak penulis seperti Gina S. Noer dan Ifan Ismail sebagai penulis skenario film Habibie & Ainun. Selain itu, di akhir pertemuan, peserta AkTa mendapatkan kesempatan untuk share ilmu bersama wartawan senior tempo, Yusi Avianto Pareanom.
Tapi, ada pengalaman sekaligus perjuangan salah satu peserta yang patut sekali diapresiasi. Ia adalah Armita, ibu tiga anak yang berdomisili di Semarang. Mbak Mita rela terbang dengan penerbangan paling pagi demi mengikuti kelas AkTa di Cipete. Suatu kali pesawat yang ditumpangi mengalami delay sehingga ia tidak bisa hadir dan bergabung bersama peserta lain untuk memeroleh materi. “Meskipun banyak hambatan di depan mata, apa yang didapatkan di AkTa terlalu berharga untuk dilewatkan”, begitu petikan salah satu peserta.
Sesi terakhir di kelas Non Fiksi. AkTa mendatangkan mas pengajar tamu mas Yusi Pareanom |
Suasana belajar di kelas yang dibatasi maksimal 10 orang menjadi nilai tambah. Karena dengan begitu, peserta bisa lebih fokus dalam menerima materi. Ditambah cara mengajar Hikmat Darmawan sebagai tentor yang amat menyenangkan membuat suasana kelas semakin akrab dan cair.
Ia memberikan warna baru bagi tulisan non fiksi yang selama ini kaku menjadi sesuatu yang lebih kreatif dan enak dibaca. Bagaimana mengkreatifkan non fiksi, mengenalkan jurnalisme sastrawi, bagaimana menulis dengan jurus anti basi dan membuat buku kreatif adalah point penting dalam pelaksanaan kelas non fiksi ini. Mas Hikmat adalah tipe pengajar yang pencerita, pengajar yang bisa bikin peserta tetap fokus dengan apa yang dia bicarakan.
Dia juga sering sharing tentang pengalamannya menulis, jadi terbayang kalo jadi penulis itu pahit manisnya gimana. Di kelas juga sering latihan nulis atau ngerjain kuis yang gak kalah serunya. Walaupun para peserta berasal dari latar belakang yang berbeda, tapi mereka juga sama-sama memberikan masukan yang berguna dalam mengembangkan outline buku.
Peserta mengaku bahwa langkahnya mengikuti Akademi Bercerita Jakarta amat membantu mewujudkan tujuannya membuat sebuah buku. Kelas AkTa non fiksi memberikan gambaran global untuk menyelesaikan sebuah buku. Juga tidak lupa diberikan pemahaman dan pembekalan tentang industri seperti yang akan dihadapi mendatang. Karena pesertanya hanya empat, masalah tiap-tiap peserta dalam penulisan bukunya dapat fokus dituntaskan.
Sekian cerita dari kelas Akademi Bercerita Non Fiksi. Sukses selalu untuk perjalanan para alumni AkTa, semoga Akademi Bercerita bisa menjadi bekal untuk masuk ke industri kreatif Indonesia.
Bagi teman-teman yang ingin mengikuti program AKademi Bercerita, jangan lewatkan kesempatan di Akademi Bercerita selanjutnya ya. Simak terus timeline dan blog PlotPoint untuk informasi mengenai pembukaan kelas baru.
Sampai ketemu :)
Sampai ketemu :)
No comments:
Post a Comment