Novel
CRUSH ini ditulis oleh penulis muda berbakat nih, yang
bernama Veronica Latifiane. Pada suatu kesempatan, kita sharing dengan Vero
mengenai dirinya dalam dunia penulisan, nah berikut hasil sharing dan bincang –
bincang kami.
Hai Vero, mau tanya ya, kira-kira sudah berapa lama menulis?
Hhmm, berapa lama ya, sejak SD aku udah
suka nulis buku harian. Tapi, yang benar-benar mulai menulis sesuatu dalam
bentuk cerita itu mulai dari SMP, udah 9 tahun lebih kalo nggak salah hitung.
Hehe…
Kenapa suka menulis?
Selain karena suka curhat di buku harian,
pertama kali aku jadi suka menulis itu karena keseringan baca cerpen-cerpen
tulisan temenku, ditambah aku suka mengkhayal. Jadi, daripada semua itu cuma
ada di dalam pikiranku aja lebih baik aku tuangkan dalam bentuk tulisan.
Novel Crush, merupakan tulisan novel Vero yang ke berapa?
Crush naskah (bentuk novel) yang kedua,
yang selesai aku tulis. Yang bersarang di komputer dan nggak terselesaikan aku
nggak masukin dalam hitungan
Berapa lama sih ka penulisan novel Crush sampai pada akhirnya
bisa diterbitkan?
Perjalanan CRUSH ini cukup panjaaang.
Nulisnya sendiri draft awal banget itu aku selesaikan sekitar semester 3 atau
semester 4 waktu aku kuliah. Nulisnya sekitar 9 bulan kalo nggak salah. Terus
tahun 2011 waktu PlotPoint lagi mengadakan seminar penulisan dan pencarian
penulis di salah satu Mal di Jakarta aku serahkan naskah CRUSH saat itu. Dua
hari kemudian aku dihubungin untuk mengirimkan sinopsis naskah dan sekitar tiga
bulan kemudian aku dapet kabar kalo naskahku diterima. Senangnya bukan main
saat itu. Setelah itu aku meeting sama Mbak Gina diskusi naskahku yang masih
kurang sana-sini. Dari hasil meeting itu aku ternyata harus mulai membangun
cerita Jovan dan Kezya ini dari nol karena pergantian sudut pandang dari orang
pertama jadi orang ketiga. Saat itu deadline yang aku terima sekitar 1.5 bulan
dan itu berbarengan dengan pengerjaan skripsiku yang lagi mandeg di teori. Saat
dapat tantangan begitu aku bertekad dua-duanya harus aku selesaikan. Saat itu aku
berharap keduanya bisa diselesaikan secara bersamaan tapi ternyata skripsiku
duluan yang rampung sementara CRUSH masih harus dipoles sana-sini. Perjalanan
CRUSH ini bener-bener panjang. Kalo dihitung-hitung dari aku dapet kabar kalo
CRUSH diterima sampe CRUSH akhirnya muncul di toko buku itu sekitar satu tahun.
Lama ya? Tapi itu namanya proses dan aku
menikmatinya. Dan aku percaya semua itu nggak sia-sia karena aku yakin setiap
naskah punya jodohnya masing-masing dan PlotPoint adalah jodoh CRUSH yang paling
tepat.
Dapat inspirasi dari mana awalnya waktu menulis Crush?
Ada beberapa dari pengalaman dulu waktu
sekolah dan kebiasaan mengkhayalku yang kadang nggak tahu tempat. Contohnya
salah satu adegan dalam novel CRUSH yang
pas Jovan terpaksa naik kereta. Adegan itu terinspirasi karena aku kuliah
setiap hari naik kereta, pernah kebayang aja, gimana ya kalo suatu hari ada
seorang artis yang tiba-tiba muncul di tengah kereta yang padat sementara semua
orang mengenali wajahnya pasti bakal heboh keadaannya. Nah, itu salah satu
khayalanku yang aku selipin dalam salah satu adegan di naskahku. Kalo soal
karakter yang muncul di CRUSH kenapa sosok Jovan muncul, alasannya karena aku
pengin menghadirkan idola baru versi imajinasiku. Hehehe…
Lalu, tokoh- tokoh yang ada di dalam novel crush tersebut,
seperti apa sih dalam imajinasi Vero? Mungkin bisa dikasih tau bayangan orang
dalam dunia nyatanya
Haha ini pertanyaannya bisa nggak selesai
kalo aku jabarin di sini. Oke aku akan jawab untuk Jovan dan Kezya. Jovan itu
dalam bayanganku cowok ganteng setengah bule, kalo dalam bayanganku sosok Jovan
secara fisik itu perpaduan antara ‘Si Kembar’ Chandrawinata yang punya model
rambut pendek ala Taylor Lautner, dan mata Hazel
Green seindah Shane Westlife. Kalo Kezya sendiri secara fisik dia nggak
cantik luar biasa tapi wajahnya lebih kelihatan ayu dan cerdas. Dan sosok Kezya
ini dalam imajinasiku perpaduan antara temenku waktu SMA, kuliah, dan sedikit
sosok adik-adikku. Ini sosok Jovan dan Kezya yang terbentuk dalam imajinasiku.
Setiap pembaca CRUSH pasti berbeda-beda dan punya Jovan & Kezya mereka
masing-masing.
Lalu, dalam proses penulisan crush, sempat terjadi stagnansi
nggak? Pada saat kapan? Lalu solusi apa yang Vero lakukan?
Hhhmmm, stagnansi sih pasti banget ini
terjadi dalam menulis. Buntu, nggak tahu harus nulis apalagi. Ya, biasanya kalo
udah begini aku jalan-jalan atau nonton film, baca novel, atau nonton drama
korea. Hehehe...
Kalau boleh tahu, siapa nih pembaca draft novel crush yang
pertama kali?
Yang baca draft pertama CRUSH itu
adik-adikku. Setelah mereka baca, salah satu dari mereka langsung bilang
“Kakak, kenalin aku sama Jovan.” Reaksi adikku ini yang bikin aku pede untuk
masukin naskah CRUSH ke penerbit.
Lalu, bagaimana tanggapan orang tua, keluarga, sahabat dan
teman sekitar Vero pada saat novel crush itu terbit?
Mereka seneng banget pastinya. Apalagi pas
ngelihat Mamaku baca CRUSH sampe selesai, padahal Mamaku jarang banget baca
buku, apalagi novel. Adikku yang kembar juga seneng pastinya karena mereka tau
kalau naskahku terbit mereka pasti kecipratan. Hehehe… Dapet mention dan
twitpic tentang Novel CRUSH dari temen-temen SD, SMP, SMA, Kuliah, dan temenku
lainnya, itu sudah cukup menunjukkan dukungan mereka atas novel perdanaku ini.
Terakhir, kita bisa dibagi sedikit tips – tips dalam penulisan
ngga nih?
Tips menulis dari aku, sayangi naskah yang
ingin kamu tulis beserta elemen-elemen di dalamnya misalnya karakter yang ada
di dalam cerita. Anggap mereka seolah hidup dan sayangi mereka seperti orang
tua sayang sama anak-anaknya. Satu lagi, jadilah pemerhati yang baik karena di
sekitar kita banyak banget yang bisa dijadiin bahan cerita bahkan dengan
mendengarkan curhatan temen-temen kita pun kadang bisa jadi satu tulisan loh.
:)
Terima kasih
banyak Vero atas sharing-nya. Ditunggu karya berikutnya ;)
Pengen baca bukunya. Sukses terus untuk Veronica..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteudah baca bukunya..
ReplyDeletewah ternyata dari kirim sampai jati itu lama juga yaa.. 1 tahun..
Nice sharre
ReplyDelete