Thursday, June 20, 2013

[#AskWriter] Icha Rahmanti

Guys, udah baca novel Pintu Harmonika? :) Nah, kali ini kita akan sharing sama penulisnya, Icha Rahmanti :D

P.s: Sebelumnya, Icha juga menulis novel Cintapuccino (2004) dan Beauty Case (2005)  :) 


Kalo boleh tau, siapa sih yang menginspirasi Mbak Icha untuk menulis?

Tepatnya, ‘apa’. Soalnya, saya suka sekali baca dari kecil :) Karena suka baca, menulis jadi lahir dengan sendirinya. Sejak kecil, saya udah suka nulis cerita walaupun yang baca baru mama :)


Mbak Icha suka buku jenis apa? Ada nggak penulis yang mempengaruhi gaya penulisan Mbak?

Waktu kecil, saya penggemar berat buku-buku Enid Blyton dan Alfred Hitchcock yang serial detektifnya. Kenapa? Soalnya Cuma buku-buku mereka yang ada di toko buku waktu saya masih kecil di Samarinda :)

Tapi, buku yang paling berkesan buat saya waktu kecil itu bukunya Frances Hodgson Burnett – Pangeran yang Hilang.

Terus, buku-buku Klub Detektif plus serial detektif lainnya jadi kecanduan. Waktu kecil, bahkan saya sampe curi-curi baca Agatha Christie punya mama.

Kalo gaya penulisan chicklit, saya suka Candace B., Sophie Kinsella sama Helen Fielding. 

Waktu kecil, aku juga udah terpesona oleh karakter drakula (bukan Twilight) – tapi Si Drakula Cilik nya Angela Sommer Bodenburg. 


Ada tips buat ngendaliin ego saat kita nulis duet? Bagi-bagi dong :D

Pilih partner menulis yang punya chemistry sama kamu (kecuali kalo kamu dijodohin penerbit atau produser karena sebuah proyek). Kepercayaan juga jadi faktor penting saat memilih partner menulis: contohnya percaya taste (selera), ability, dan lain-lain. 

Kalo faktor ego menulis tandem, balik lagi ke chemistry dan trust. Untungnya, proyek duet perdanaku sama Mbak Clara Ng (@clara_ng) ;) Walaupun Mbak Clara senior dan penulis yang produktif banget, dia percaya dan generous banget sama aku. We worked in layers di #PintuHarmonika.

Tapi, prinsipnya nulis tandem bagi para penulis harus sadar supaya kolaborasi mereka utuh, pikirin karya kalian sebagai satu kesatuan. 

Kalo bikin cerita yang idenya biasa jadi menarik, gimana tuh? 

Supaya cerita biasa jadi menarik, ada banyak bumbunya: karakter, sudut pandang, setting, plot, kemasan. Cerita biasa jadi menarik karena gabungan bumbu-bumbuitu :D Intinya, “God is in details” – maksudnya, justru hal-hal kecil yang membangun cerita itu. 


Bagian yang paling sulit itu pada saat kita menyunting maskah sendiri sebelum dikirim. Gimana sih cara mengendalikan subjektivitas?

Kalo udah jadi draft, menurut saya bagian yang terpenting itu adalah re-writing, baca ulang naskah sambil mengedit sendiri.

Gimana caranya suppaya kita jadi objektif dan bisa tahu draft kita bagus atau jelek?

  1. Taste. Banyak baca buku bagus membentuk taste.
  2. Ini tips dari Zadie Smith, salah satu penulis yang aku suka: kalo udah jadi naskah dan kamu lagi nggak terlalu perlu duit, simpan dulu naskahnya di laci selama setahun atau lebih. Nah kalo ternyata setelah setahun atau lebih draft kita masih terasa bagus pas dibaca, artinya draft kita punya kesempatan :)

Strategi apa yang dilakukan untuk mengolah, menginterpretasikan ide yang lumrah menjadi orisinil dan beda?

Sepertinya sih, jaman sekarang nggak ada sesuatu yang benar-benar baru ya. Yang ada inovasi. 

Yang bisa dilakukan dalam memilih ide ada beberapa faktor, misalnya passion terhadap cerita. 

Kisah sederhana bisa tetap memikat kok kalo ditulis dengan emosi atau rasa yang pas.

Atau, bisa juga membayangkan segmen buku kamu, siapa yang akan baca bukumu. Adakah genre (golongan) pembaca baru yang dibidik?

Booming50 shades” nya E.L. James bisa jadi contoh. Ada yang bilang kalo trilogy itu mommy-porn J Padahal, dalam trilogi 50 shades itu nggak ada yang baru kok, tapi terasa beda dan “baru”. Trilogi 50 shades membidik pembaca. Let’s say, chicklit + level lebih panas buku-buku roman  = sesuatu yang “baru”. Akhirnya, karena booming 50 shades ini jadi konon ada golongan pembaca baru, yaitu wanita-wanita yang menikmati bacaan “panas” sebagai hiburan. 


Punya trik-trik caranya mempertahankan ide awal semangat dan mood saat menulis?

Cara paling gampang mempertahankan mood dan ide awal, adalah write something that you know best and love, or something you’re passionate about

Suka masak, olahraga, atau musik? Jadikan kesukaan kamu sebagai setting, atau bagian dari karakter sama plot cerita kamu. 

Trik lainnya supaya nggak ngelantur, buat dulu main plot (plot utama) cerita. Lalu, buat inti plot per bab hingga ke ending cerita. 

Tips lainnya, buat deadline! Saya termasuk orang yang kalo diburu deadline malah semangat, hahaha…

Mempertahankan semangat atau mood juga bisa dengan mentoring ke penulis lain. Bisa juga ke klub menulis :)

Kalo buat saya, ide itu saya coret-coret di buku sebagai outline (garis besar) cerita.
 
Gimana cara membuat cerita dari ide biasa jadi sebuah cerita menarik?
Supaya cerita biasa jadi menarik ada banyak bumbunya: karakter, sudut pandang, setting, plot, kemasan. Cerita biasa jadi menarik krn gabungan bumbu2 itu, intinya "God is in details". "God is in details" maksudnya justru hal2 kecil yg membangun cerita/bumbunya yg bkin cerita jd. 

Gimana sih, caranya menghipnotis banyak pembaca lewat tulisan?
Buat relasi dan koneksi. Ada bagusnya juga penulis mengenali siapa pembaca yang dituju sehingga bisa mengerti apa yang mereka bicarakan, topik apa yang berhubungan dengan segmen pembaca tersebut sehingga mereka merasa menjadi bagian dari cerita. Caranya bisa macam-macam dari karakter, plot cerita, setting dan sebagainya.

Kemudian ada istilahnya  hook, atau kaitan. Buat setiap akhir bab si pembaca merasa ingin tahu lebih jauh dan terlibat dengan ceritanya. Mengakhiri bab dengan “menggoda” memberikan teaser dan hook yang membuat pembaca ingin tahu dan terlibat jauh dengan ceritamu.
 
Buku apa yang harus kita baca untuk ngembangin ide supaya karya kita lebih indah?
Tergantung kamu mau menulis apa. Buat saya inspirasi bisa datang dari mana saja, dari membaca majalah, menonton tv, atau membaca timeline twiter. Sebisa mungkin justru perkaya diri kamu dengan bacaan non fiksi yang memperkaya pengetahuan kamu akan setting, psikologi, atau satu keahlian tertentu sehingga ketika kamu menulis, kamu punya bekal membuat sebuah latar yang believable, masuk akal, dan menarik.

Setelah duet dengan Mbak Clara, sekarang mau duet dengan siapa? Mau nulis novel dengan genre apa?
Hmmm siapa ya? Saya kok justru tertantang untuk berduet dengan yang non fiksi ya? Supaya memperkaya wawasan gitu… hahaha…  Saya kepingin seperti Mbak Clara, menulis buku anak dan menulis novel untuk pre-teen dan mommy-lit.

Kemarin sempat terpikir juga ingin menulis novel dengan latar semi sejarah… hahaha… biasa banyak pengennya, semoga sempat dilakukan. Amin.

Kalau kita menulis tanpa merhatiin metode penulisan, apakah masih bisa disebut sebagai penulis?
Metode penulisan di sini maksudnya apa ya? Apakah maksudnya tata bahasa dan ejaan? Lagi-lagi ini menurut saya tergantung menulis untuk siapa. Maksudnya begini, penulis beda dengan pengarang. Kadang penulis harus menulis skrip untuk iklan, atau blog atau artikel dan bahasanya kadang berbeda sesuai tuntutan  si media. Misal di media anak muda, kadang bahasanya walau harus benar secara struktur, tapi bisa lebih tidak formal.

Kalau metode dalam artian cara, menurut saya nggak ada yang benar dan salah, yang ada hasilnya bagus atau nggak hehehe… kalau bagus ya sah-sah aja, kalau jelek ya jangan diteruskan metoda itu. Misalnya metoda pakai outline atau kerangka, sama metoda hajar langsung nulis aja ngalor ngidul apa yang ada di kepala, nggak ada yang salah kok. Tapi parameternya adalah hasilnya

  Bagaimana caranya mempertahankan ide awal,semangat dan mood saat menulis?
Cara paling gampang mempertahankan mood & ide awal: write something that u know best & love/ passionate about. Suka masak?Suka olahraga? Suka musik? Jadikan kesukaan kamu sebagai setting, bagian dari karakter, atau plot cerita kamu. 
Trik lainnya supaya tidak ngelantur, buat plot besar cerita dulu baru bukin treatment inti per bab hingga ke ending cerita. 
Tips lainnya buat deadline! Saya termasuk orang yang kalo diburu deadline malah semangat hahaha… Mempertahankan semangat (mood) jg bisa dengan mentoring ke penulis lain, atau ke klub menulis (grup). Kalau buat saya, ide itu saya coret-coret di buku sebagai outline (garis besar) cerita.

Kalo kita lagi malas melanjutkan tulisan kita, sebaiknya kita ngapain selain baca buku?

Anything that can make you relax. Ngopi, jalan-jalan, tidur, ngobrol sama teman… apapun. Tapi jangan lupa bawa catatan coret-coret kalau-kalau tiba-tiba terpikir sesuatu yang keren.



Gimana caranya biar tetap fokus dengan outline supaya cerita nggak melebar karena keasikan nulis?
Kalo ternyata cerita melebar, nggak masalah selama hasilnya bagus. Cara untuk fokusnya adalah dengan melatih taste (rasa) sehingga ketika tahu cerita melebar bisa menentukan apakah ini akan bagus atau jelek. Kalau bagus ya kembangkan, teruskan, kalau jelek ya buang, kembali  ke plot dan outline awal.

Bagaimana kiat mengembalikan bad bood? 

Do something that make you happy.

Bagaimana cara memperoleh ide dalam penulisan? 

Dari mana saja, dengerin music, baca, nonton film, ngobrol atau bahkan ngelamun dan coret-coret atau brainstorming ide.



Apa yang paling susah dari menulis kategori non fiksi dibandingkan dengan kategori lain?

Data. Data harus dan sebaiknya akurat, perlu riset dan membaca referensi supaya paham apa yang akan ditulis.

Cerita/novel seperti apa yang paling dicari penerbit dan yang seperti apa yang disukai oleh editor?
Cerita apapun asal ditulis dengan menarik dan enak dibaca. Apalagi kalau penulis sudah bisa menentukan dengan jelas siapa pembaca yang ditargetnya dengan novelnya. Ini akan lebih mudah menarik perhatian penerbit (editor).
Ada beberapa tips untuk menembusnya selain tentunya naskah yang dikirim harus baik dan menarik, yaitu :
1. Buat cover letter, yang berisi singkatan cerita novel kamu, buat semenarik mungkin dan sesingkat mungkin
2. Buat proposal mengenai diri kamu dan buku kamu, why you, why they need to publish your book? Apa keunggulannya?

Bagaimana caranya kita membuat chemistry yang baik anatara penulis dengan karakternya dan antara karakternya?
Hmm, satu hal tentang chemistry adalah itu berjalan natural nggak bisa dipaksain. You have to feel it or you don’t. Maksudnya, membangun chemistry dengan karakternya, si penulis harus punya gambaran yang jelas dari mana si karakter ini datang, apa latarnya, bagaimana sifatnya, apa kesukaannya, apa ketakutannya. Ini namanya back story. Kadang penting kadang nggak tergantung kebutuhan karakter kamu. 
Kalau penulis bisa menjiwai ini, akan terasa di karakternya dan bagaimana dinamika antara karakter dalam ceritanya.
Misalnya kamu punya karakter namanya Retno, anak kuliah yang ngekos dari anak orang kaya yang keluarganya dekat dengan agama. Nah Retno ini anak kedua yang cenderung ekstrovert sifatnya. Berbekal pemahaman akan karakter si Retno dan back story-nya, ketika misal ada satu plot yang menceritakan si Retno ini semisalnya datang ke restoran mahal untuk membuntuti pacarnya yang diduga selingkuh, tapi datang ke sana hanya dengan jeans dan sandal jepit, menurut kamu karakter retno akan bersikap seperti apa? Cenderung cuek dan pede atau malah nggak berani masuk ke resto mahal itu?
Kira-kira gitu korelasinya.

Sudut pandang apa yang paling bagus buat penggambaran perasaan supaya ngena banget untuk pembaca? Kenapa?
Pastinya sudut pandang orang pertama, meng-aku. Karena seperti membaca, atau mendengar seorang teman bercerita langsung padamu. Kelemahannya, sudut pandang ini terbatas hanya dari si orang ini, kadang sulit kalau ada dalam cerita ini kejadiannya beririsan.Saya pribadi selalu memakai sudut pandang ini di 3 novel saya, karena merasa lebih intens menggapai pembaca dan juga mengeksplorasi perasaan. Tapi sekarang juga sedang latihan jadi narrator, sehingga bercerita dari kacamata saya sebagai pengarang, orang ke-3.


Bagaimana cara mempertahankan tulisan dari tema pertama disaat munculnya ide tema baru yang ingin di kembangkan?
Dicatat saja. Makanya penting juga penulis mempunyai buku coretan untuk mengeksplorasi kemungkinan plot atau outline cerita. Buat mencatat ide-ide brainstorming.
Setelah ada idenya kembalikan ke outline. Akankah lebih bagus atau lebih jelek? Ini subjektif, karenanya butuh banyak membaca supaya taste terbentuk atau alternatifnya bisa dilempar ke forum penulis atau pembaca informal sebagai masukan.
Kalau lebih bagus tambahkan, teruskan, kalau lebih jelek ya dibuang atau ditampung barangkali lebih cocok untuk novel lainnya.

Apa pendapat Mbak Icha tentang ghost writer?
Nggak ada masalah kok. Penulis itu hidup dari menulis apakah itu fiksi atau non fiksi dan penulis butuh hidup. Bekerja sebagai ghost writer adalah salah satunya. Hanya saja bekerja sebagai ghost writer harus konsekuen dengan perjanjian bahwa namanya tidak akan tercantum. Jangan setelah bukunya jadi terus ribut ingin pengakuan atas kerjanya. Jadi dari awal harus jelas, sejelas-jelasnya pasal kerja samanya, untuk menghindari keributan di kemudian hari.

Judul kan, salah satu penarik minat pembaca.Bagaimana cara membuat judul yang menarik?
Judul itu tricky, gampang-gampang susah. Tapi yang paling penting kamu mengerti buku kamu untuk siapa dan segmen pembaca yagn ditarget akan mempermudah elaborasi judul. Prosesnya bisa datang di awal sebelum novelnya jadi, atau bahkan di akhir-akhir, last minute sebelum bukunya terbit dan jangan ragu juga ajak teman-teman terpercaya yang kreatif untuk bantu brainstorming ide untuk judul yang keren. 
Judul yang keren mudah diingat, catchy, dan mencerminkan apa yang ada dalam cerita/isi buku tersebut.

Kadang penulis sudah berhasil membuat plot yang mengalir, tapi setelah dibaca lagi ternyata passionnya nggak terasa, kira-kira apa yang salah?
Hmm apa ya…. Barangkali teknik bertuturnya belum lancar kali ya, jadi masih agak kaku. Barangkali juga karena si penulis kurang menjiwai topik yang sedang dibahas, misal nulis tentang kehidupan rumah tangga sementara dia belum nikah. 
Saya pernah jadi juri lomba roman dan menemukan hal itu. Nggak menarik dan kerasa banget mana yagn ditulis dengan passion dan pengalaman dan yang hanya rekaan imajinasi. Memang menulis itu masalah berimajinasi, tapi kerasa kok apakah topiknya kita kuasai atau tidak dalam tulisan.





Kadang, suka speechless pas nulis opening novel... Tips menulis opening novel yang bagus itu seperti apa?
Opening novel itu penting. Buatlah sesuatu yang tidak biasa dari yang biasa. Jangan juga buat yang over klise atau dramatis kecuali cerita kamu luar biasa keren. Ini yang termasuk over klise dan dramatis : memulai di pemakaman.
Mulai dengan sebuah setting yang biasa namun tidak biasa. Misal kalau cerita tentang anak sekolah kali bisa dimulai di kampus. Tapi apa yang nggak biasa di kampus yang bikin orang tertarik tapi masih berhubungan dengan cerita?

          "Lift perpustakaan mati. Tepat di satu hari diantara 29 hari lainnya saat Mira bertekad mengembalikan buku-buku referensi yang beratnya mencapai 8 kg."

Something like that :D

Buku apa yang cocok untuk seorang penulis pemula?
Apa yaaa… tergantung kesukaannya apa. Kalau suka novel, ya baca novel. Itu pun beragam dari yang ringan hingga yang sulit sekali dicerna. Jangan ikut-ikutan arus. Harus jujur dan betulan suka bukan karena baca supaya dianggap keren :)

Apa sih penyemangat Mbak Icha untuk melanjutkan menulis walaupun udah memasuki masa stuck ide?

Membayangkan bukunya sudah selesai :)


Dalam #PintuHarmonika, ada lebih dari satu tokoh yang ‘bicara’. Mbak Icha menulis bagian yang mana?

Semuanya :)


Ada nggak pengalaman menarik dalam penulisan #PintuHarmonika? Apa Mbak Icha mengalami kesulitan selama proses penulisannya?

Saya mau diajak mengadaptasi scenario #Pintuharmonika karena yang ngajak Mbak Clara Ng dengan kata kunci, ide cerita dari aku.  I trust her so much, jadi yakin dan percaya akan kolaborasi #PintuHarmonika ini. Cara kerja kami? Seperti bikin kue lapis!

Awalnya, outline cerita dari Mbak Clara Ng bermodalkan scenario #PintuHarmonika.  Lalu, aku bikin detail cerita #PintuHarmonika. Dioper ke Mbak Clara Ng, lalu ke aku lagi. Begitu seterusnya, seperti buat kue lapis (selang-seling).

Pendeknya, semua tokoh di #PintuHarmonika kita tulis bersama.

Kesulitan selama penulisan? Nggak ada tuh :) Yang ada seru! Pengalaman menarik? Mewek bombay pas nulis ‘David’.

Book signing Pintu Harmonika :)
Ingin mengenal Icha Rahmanti lebih dekat? Follow aja twitternya, di @cintapuccino 

Nggak cuma menulis novel, Icha juga menerjemahkan buku, kontributor majalah, menulis skenario film, sampe public speaker. How cool is that? :D 

Kamu juga bisa buka website Icha di www.icharahmanti.com :)


Punyakah kamu surga di bumi? Tempatmu merasa bebas, terlindungi, dan... begitu bahagia hanya dengan berada di situ?

"Cerita unik yang membahas tentang kehidupan yang tinggal di ruko. Jarang tema ini diangkat dan bisa dibaca semua umur" - Luna Maya, artis

Dijual cepat: S U R G A!

Punyakah kamu surge di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ? - See more at: http://www.pengenbuku.net/2013/02/pintu-harmonika.html#sthash.ejQZ04lU.dpuf
Dijual cepat: S U R G A!

Punyakah kamu surge di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ? - See more at: http://www.pengenbuku.net/2013/02/pintu-harmonika.html#sthash.ejQZ04lU.dpuf
Dijual cepat: S U R G A!

Punyakah kamu surge di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ? - See more at: http://www.pengenbuku.net/2013/02/pintu-harmonika.html#sthash.ejQZ04lU.dpuf

No comments:

Post a Comment

PALING BANYAK DIBACA

How To Make Comics oleh Hikmat Darmawan