P.s: Sebelumnya, Icha juga menulis novel Cintapuccino (2004) dan Beauty Case (2005) :)
Kalo
boleh tau, siapa sih yang menginspirasi Mbak Icha untuk menulis?
Tepatnya, ‘apa’. Soalnya, saya suka sekali baca dari kecil :) Karena suka baca, menulis jadi lahir dengan
sendirinya. Sejak kecil, saya udah suka nulis cerita walaupun yang baca baru
mama :)
Mbak Icha
suka buku jenis apa? Ada nggak penulis yang mempengaruhi gaya penulisan Mbak?
Waktu kecil, saya penggemar berat buku-buku Enid Blyton dan
Alfred Hitchcock yang serial detektifnya. Kenapa? Soalnya Cuma buku-buku mereka
yang ada di toko buku waktu saya masih kecil di Samarinda :)
Tapi, buku yang paling berkesan buat saya waktu kecil itu
bukunya Frances Hodgson Burnett – Pangeran yang Hilang.
Terus, buku-buku Klub Detektif plus serial detektif lainnya
jadi kecanduan. Waktu kecil, bahkan saya sampe curi-curi baca Agatha Christie
punya mama.
Kalo gaya penulisan chicklit, saya suka Candace B., Sophie
Kinsella sama Helen Fielding.
Waktu kecil, aku juga udah terpesona oleh karakter drakula
(bukan Twilight) – tapi Si Drakula Cilik nya Angela Sommer Bodenburg.
Ada tips
buat ngendaliin ego saat kita nulis duet? Bagi-bagi dong :D
Pilih partner menulis yang punya chemistry sama kamu (kecuali
kalo kamu dijodohin penerbit atau produser karena sebuah proyek). Kepercayaan
juga jadi faktor penting saat memilih partner menulis: contohnya percaya taste (selera), ability, dan lain-lain.
Kalo faktor ego menulis tandem, balik lagi ke chemistry dan trust. Untungnya, proyek duet perdanaku sama Mbak Clara Ng
(@clara_ng) ;) Walaupun Mbak Clara senior dan penulis yang produktif banget,
dia percaya dan generous banget sama
aku. We worked in layers di #PintuHarmonika.
Tapi, prinsipnya nulis tandem bagi para penulis harus sadar
supaya kolaborasi mereka utuh, pikirin karya kalian sebagai satu kesatuan.
Kalo bikin cerita yang idenya biasa jadi menarik, gimana tuh?
Supaya cerita biasa jadi menarik, ada banyak bumbunya:
karakter, sudut pandang, setting, plot, kemasan. Cerita biasa jadi menarik
karena gabungan bumbu-bumbuitu :D Intinya, “God
is in details” – maksudnya, justru hal-hal kecil yang membangun cerita itu.
Bagian
yang paling sulit itu pada saat kita menyunting maskah sendiri sebelum dikirim.
Gimana sih cara mengendalikan subjektivitas?
Kalo udah jadi draft, menurut saya bagian yang terpenting itu
adalah re-writing, baca ulang naskah
sambil mengedit sendiri.
Gimana caranya suppaya kita jadi objektif dan bisa tahu draft
kita bagus atau jelek?
- Taste. Banyak baca buku bagus membentuk taste.
- Ini tips dari Zadie Smith, salah satu penulis yang aku suka: kalo udah jadi naskah dan kamu lagi nggak terlalu perlu duit, simpan dulu naskahnya di laci selama setahun atau lebih. Nah kalo ternyata setelah setahun atau lebih draft kita masih terasa bagus pas dibaca, artinya draft kita punya kesempatan :)
Strategi
apa yang dilakukan untuk mengolah, menginterpretasikan ide yang lumrah menjadi
orisinil dan beda?
Sepertinya sih, jaman sekarang nggak ada sesuatu yang
benar-benar baru ya. Yang ada inovasi.
Yang bisa dilakukan dalam memilih ide ada beberapa faktor,
misalnya passion terhadap cerita.
Kisah sederhana bisa tetap memikat kok kalo ditulis dengan
emosi atau rasa yang pas.
Atau, bisa juga membayangkan segmen buku kamu, siapa yang akan
baca bukumu. Adakah genre (golongan)
pembaca baru yang dibidik?
Booming “50 shades” nya E.L. James bisa jadi
contoh. Ada yang bilang kalo trilogy itu mommy-porn J Padahal, dalam trilogi 50 shades itu nggak ada
yang baru kok, tapi terasa beda dan “baru”. Trilogi 50 shades membidik pembaca.
Let’s say, chicklit + level lebih
panas buku-buku roman = sesuatu yang
“baru”. Akhirnya, karena booming 50 shades ini jadi konon ada golongan pembaca
baru, yaitu wanita-wanita yang menikmati bacaan “panas” sebagai hiburan.
Punya
trik-trik caranya mempertahankan ide awal semangat dan mood saat menulis?
Cara paling gampang mempertahankan mood dan ide awal, adalah write something that you know best and love,
or something you’re passionate about.
Suka masak, olahraga, atau musik? Jadikan kesukaan kamu
sebagai setting, atau bagian dari karakter sama plot cerita kamu.
Trik lainnya supaya nggak ngelantur, buat dulu main plot (plot utama) cerita. Lalu,
buat inti plot per bab hingga ke ending cerita.
Tips lainnya, buat deadline! Saya termasuk orang yang kalo
diburu deadline malah semangat,
hahaha…
Mempertahankan semangat atau mood juga bisa dengan mentoring ke penulis lain. Bisa juga ke klub
menulis :)
Kalo buat saya, ide itu saya coret-coret di buku sebagai outline (garis besar) cerita.
Gimana cara membuat cerita dari ide
biasa jadi sebuah cerita menarik?
Supaya cerita biasa jadi menarik ada
banyak bumbunya: karakter, sudut pandang, setting, plot, kemasan. Cerita biasa
jadi menarik krn gabungan bumbu2 itu, intinya "God is in details".
"God is in details" maksudnya justru hal2 kecil yg membangun
cerita/bumbunya yg bkin cerita jd.
Gimana sih, caranya menghipnotis banyak pembaca lewat tulisan?
Buat
relasi dan koneksi. Ada bagusnya juga penulis mengenali siapa pembaca yang
dituju sehingga bisa mengerti apa yang mereka bicarakan, topik apa yang
berhubungan dengan segmen pembaca tersebut sehingga mereka merasa menjadi
bagian dari cerita. Caranya bisa macam-macam dari karakter, plot cerita,
setting dan sebagainya.
Kemudian
ada istilahnya hook, atau kaitan. Buat setiap
akhir bab si pembaca merasa ingin tahu lebih jauh dan terlibat dengan
ceritanya. Mengakhiri bab dengan “menggoda” memberikan teaser dan hook yang
membuat pembaca ingin tahu dan terlibat jauh dengan ceritamu.
Buku apa yang harus kita baca untuk
ngembangin ide supaya karya kita lebih indah?
Tergantung
kamu mau menulis apa. Buat saya inspirasi bisa datang dari mana saja, dari
membaca majalah, menonton tv, atau membaca timeline twiter. Sebisa mungkin
justru perkaya diri kamu dengan bacaan non fiksi yang memperkaya pengetahuan
kamu akan setting, psikologi, atau satu keahlian tertentu sehingga ketika kamu
menulis, kamu punya bekal membuat sebuah latar yang believable, masuk akal, dan
menarik.
Setelah duet dengan Mbak Clara, sekarang mau duet dengan siapa? Mau nulis novel dengan genre apa?
Hmmm
siapa ya? Saya kok justru tertantang untuk berduet dengan yang non fiksi ya?
Supaya memperkaya wawasan gitu… hahaha…
Saya kepingin seperti Mbak Clara, menulis buku anak dan menulis novel
untuk pre-teen dan mommy-lit.
Kemarin
sempat terpikir juga ingin menulis novel dengan latar semi sejarah… hahaha…
biasa banyak pengennya, semoga sempat dilakukan. Amin.
Kalau kita menulis tanpa merhatiin metode penulisan, apakah masih bisa disebut sebagai penulis?
Metode
penulisan di sini maksudnya apa ya? Apakah maksudnya tata bahasa dan ejaan?
Lagi-lagi ini menurut saya tergantung menulis untuk siapa. Maksudnya begini,
penulis beda dengan pengarang. Kadang penulis harus menulis skrip untuk iklan,
atau blog atau artikel dan bahasanya kadang berbeda sesuai tuntutan si media. Misal di media anak muda, kadang
bahasanya walau harus benar secara struktur, tapi bisa lebih tidak formal.
Kalau
metode dalam artian cara, menurut saya nggak ada yang benar dan salah, yang ada
hasilnya bagus atau nggak hehehe… kalau bagus ya sah-sah aja, kalau jelek ya
jangan diteruskan metoda itu. Misalnya metoda pakai outline atau kerangka, sama
metoda hajar langsung nulis aja ngalor ngidul apa yang ada di kepala, nggak ada
yang salah kok. Tapi parameternya adalah hasilnya
Bagaimana caranya mempertahankan
ide awal,semangat dan mood saat menulis?
Cara paling gampang mempertahankan mood & ide awal: write something
that u know best & love/ passionate about. Suka masak?Suka olahraga? Suka
musik? Jadikan kesukaan kamu sebagai setting, bagian dari karakter, atau plot cerita kamu. Trik lainnya supaya tidak ngelantur, buat plot besar cerita dulu baru bukin treatment inti per bab hingga ke ending cerita.
Tips lainnya buat deadline! Saya termasuk orang yang kalo diburu deadline malah semangat hahaha… Mempertahankan semangat (mood) jg bisa dengan mentoring ke penulis lain, atau ke klub menulis (grup). Kalau buat saya, ide itu saya coret-coret di buku sebagai outline (garis besar) cerita.
Kalo
kita lagi malas melanjutkan tulisan kita, sebaiknya kita ngapain selain baca
buku?
Anything
that can make you relax. Ngopi, jalan-jalan, tidur, ngobrol sama teman… apapun.
Tapi jangan lupa bawa catatan coret-coret kalau-kalau tiba-tiba terpikir
sesuatu yang keren.
Gimana caranya biar tetap fokus dengan
outline supaya cerita nggak melebar karena keasikan nulis?
Kalo ternyata cerita melebar, nggak masalah selama hasilnya bagus.
Cara untuk fokusnya adalah dengan melatih taste (rasa) sehingga ketika tahu
cerita melebar bisa menentukan apakah ini akan bagus atau jelek. Kalau bagus ya
kembangkan, teruskan, kalau jelek ya buang, kembali ke plot dan outline awal.
Do something that make you
happy.
Bagaimana cara memperoleh ide dalam
penulisan?
Dari mana saja,
dengerin music, baca, nonton film, ngobrol atau bahkan ngelamun dan coret-coret
atau brainstorming ide.
Apa yang paling susah dari menulis kategori
non fiksi dibandingkan dengan kategori lain?
Data.
Data harus dan sebaiknya akurat, perlu riset dan membaca referensi supaya paham
apa yang akan ditulis.
Cerita/novel seperti apa yang paling dicari
penerbit dan yang seperti apa yang disukai oleh editor?
Cerita
apapun asal ditulis dengan menarik dan enak dibaca. Apalagi kalau penulis sudah
bisa menentukan dengan jelas siapa pembaca yang ditargetnya dengan novelnya.
Ini akan lebih mudah menarik perhatian penerbit (editor).
Ada
beberapa tips untuk menembusnya selain tentunya naskah yang dikirim harus baik
dan menarik, yaitu :
1. Buat
cover letter, yang berisi singkatan cerita novel kamu, buat semenarik mungkin
dan sesingkat mungkin
2. Buat
proposal mengenai diri kamu dan buku kamu, why you, why they need to publish
your book? Apa keunggulannya?
Bagaimana caranya kita membuat chemistry yang
baik anatara penulis dengan karakternya dan antara karakternya?
Hmm,
satu hal tentang chemistry adalah itu berjalan natural nggak bisa dipaksain.
You have to feel it or you don’t. Maksudnya, membangun chemistry dengan
karakternya, si penulis harus punya gambaran yang jelas dari mana si karakter
ini datang, apa latarnya, bagaimana sifatnya, apa kesukaannya, apa
ketakutannya. Ini namanya back story. Kadang penting kadang nggak tergantung
kebutuhan karakter kamu.
Kalau
penulis bisa menjiwai ini, akan terasa di karakternya dan bagaimana dinamika
antara karakter dalam ceritanya.
Misalnya
kamu punya karakter namanya Retno, anak kuliah yang ngekos dari anak orang kaya
yang keluarganya dekat dengan agama. Nah Retno ini anak kedua yang cenderung
ekstrovert sifatnya. Berbekal pemahaman akan karakter si Retno dan back
story-nya, ketika misal ada satu plot yang menceritakan si Retno ini semisalnya
datang ke restoran mahal untuk membuntuti pacarnya yang diduga selingkuh, tapi
datang ke sana hanya dengan jeans dan sandal jepit, menurut kamu karakter retno
akan bersikap seperti apa? Cenderung cuek dan pede atau malah nggak berani
masuk ke resto mahal itu?
Kira-kira
gitu korelasinya.
Sudut pandang apa yang paling bagus buat
penggambaran perasaan supaya ngena banget untuk pembaca? Kenapa?
Pastinya
sudut pandang orang pertama, meng-aku. Karena seperti membaca, atau mendengar seorang
teman bercerita langsung padamu. Kelemahannya, sudut pandang ini terbatas hanya
dari si orang ini, kadang sulit kalau ada dalam cerita ini kejadiannya
beririsan.Saya
pribadi selalu memakai sudut pandang ini di 3 novel saya, karena merasa lebih
intens menggapai pembaca dan juga mengeksplorasi perasaan. Tapi sekarang juga sedang
latihan jadi narrator, sehingga bercerita dari kacamata saya sebagai pengarang,
orang ke-3.
Bagaimana cara mempertahankan tulisan dari
tema pertama disaat munculnya ide tema baru yang ingin di kembangkan?
Dicatat
saja. Makanya penting juga penulis mempunyai buku coretan untuk
mengeksplorasi kemungkinan plot atau outline cerita. Buat mencatat ide-ide
brainstorming.
Setelah
ada idenya kembalikan ke outline. Akankah lebih bagus atau lebih jelek? Ini
subjektif, karenanya butuh banyak membaca supaya taste terbentuk atau
alternatifnya bisa dilempar ke forum penulis atau pembaca informal sebagai
masukan.
Kalau
lebih bagus tambahkan, teruskan, kalau lebih jelek ya dibuang atau ditampung
barangkali lebih cocok untuk novel lainnya.
Apa pendapat Mbak Icha tentang ghost
writer?
Nggak
ada masalah kok. Penulis itu hidup dari menulis apakah itu fiksi atau non fiksi
dan penulis butuh hidup. Bekerja sebagai ghost writer adalah salah satunya.
Hanya saja bekerja sebagai ghost writer harus konsekuen dengan perjanjian bahwa
namanya tidak akan tercantum. Jangan setelah bukunya jadi terus ribut ingin
pengakuan atas kerjanya. Jadi dari awal harus jelas, sejelas-jelasnya pasal
kerja samanya, untuk menghindari keributan di kemudian hari.
Judul kan, salah satu penarik minat pembaca.Bagaimana cara membuat judul yang menarik?
Judul
itu tricky, gampang-gampang susah. Tapi yang paling penting kamu mengerti buku
kamu untuk siapa dan segmen pembaca yagn ditarget akan mempermudah elaborasi
judul. Prosesnya bisa datang di awal sebelum novelnya jadi, atau bahkan di
akhir-akhir, last minute sebelum bukunya terbit dan jangan ragu juga ajak teman-teman
terpercaya yang kreatif untuk bantu brainstorming ide untuk judul yang keren.
Judul
yang keren mudah diingat, catchy, dan mencerminkan apa yang ada dalam
cerita/isi buku tersebut.
Kadang penulis sudah berhasil membuat plot
yang mengalir, tapi setelah dibaca lagi ternyata passionnya nggak terasa,
kira-kira apa yang salah?
Hmm
apa ya…. Barangkali teknik bertuturnya belum lancar kali ya, jadi masih agak
kaku. Barangkali juga karena si penulis kurang menjiwai topik yang sedang
dibahas, misal nulis tentang kehidupan rumah tangga sementara dia belum nikah. Saya pernah jadi juri lomba roman dan menemukan hal itu. Nggak menarik dan kerasa banget mana yagn ditulis dengan passion dan pengalaman dan yang hanya rekaan imajinasi. Memang menulis itu masalah berimajinasi, tapi kerasa kok apakah topiknya kita kuasai atau tidak dalam tulisan.
Kadang, suka speechless pas nulis opening novel... Tips menulis opening novel yang bagus itu
seperti apa?
Opening
novel itu penting. Buatlah sesuatu yang tidak biasa dari yang biasa. Jangan
juga buat yang over klise atau dramatis kecuali cerita kamu luar biasa keren.
Ini yang termasuk over klise dan dramatis : memulai di pemakaman.
Mulai
dengan sebuah setting yang biasa namun tidak biasa. Misal kalau cerita tentang
anak sekolah kali bisa dimulai di kampus. Tapi apa yang nggak biasa di kampus
yang bikin orang tertarik tapi masih berhubungan dengan cerita?
"Lift perpustakaan mati. Tepat di satu hari diantara 29 hari
lainnya saat Mira bertekad mengembalikan buku-buku referensi yang beratnya
mencapai 8 kg."
Something
like that :D
Buku apa yang cocok untuk seorang penulis
pemula?
Apa
yaaa… tergantung kesukaannya apa. Kalau suka novel, ya baca novel. Itu pun
beragam dari yang ringan hingga yang sulit sekali dicerna. Jangan ikut-ikutan
arus. Harus jujur dan betulan suka bukan karena baca supaya dianggap keren :)
Apa sih penyemangat Mbak Icha untuk melanjutkan
menulis walaupun udah memasuki masa stuck ide?
Membayangkan
bukunya sudah selesai :)
Dalam #PintuHarmonika, ada lebih dari satu tokoh yang
‘bicara’. Mbak Icha menulis bagian yang mana?
Semuanya :)
Ada nggak pengalaman menarik dalam penulisan #PintuHarmonika?
Apa Mbak Icha mengalami kesulitan selama proses penulisannya?
Saya mau diajak mengadaptasi scenario #Pintuharmonika karena
yang ngajak Mbak Clara Ng dengan kata kunci, ide cerita dari aku. I trust
her so much, jadi yakin dan percaya akan kolaborasi #PintuHarmonika ini. Cara
kerja kami? Seperti bikin kue lapis!
Awalnya, outline cerita dari Mbak Clara Ng bermodalkan
scenario #PintuHarmonika. Lalu, aku
bikin detail cerita #PintuHarmonika. Dioper ke Mbak Clara Ng, lalu ke aku lagi.
Begitu seterusnya, seperti buat kue lapis (selang-seling).
Pendeknya, semua tokoh di #PintuHarmonika kita tulis bersama.
Kesulitan selama penulisan? Nggak ada tuh :) Yang ada seru! Pengalaman menarik? Mewek bombay
pas nulis ‘David’.
Book signing Pintu Harmonika :) |
Ingin mengenal Icha Rahmanti lebih dekat? Follow aja twitternya, di @cintapuccino
Kamu juga bisa buka website Icha di www.icharahmanti.com :)
Punyakah kamu surga di bumi? Tempatmu merasa bebas, terlindungi, dan... begitu bahagia hanya dengan berada di situ?
"Cerita unik yang membahas tentang kehidupan yang tinggal di ruko. Jarang tema ini diangkat dan bisa dibaca semua umur" - Luna Maya, artis
Dijual cepat: S U R G A!
Punyakah kamu surge di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ? - See more at: http://www.pengenbuku.net/2013/02/pintu-harmonika.html#sthash.ejQZ04lU.dpuf
Punyakah kamu surge di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ? - See more at: http://www.pengenbuku.net/2013/02/pintu-harmonika.html#sthash.ejQZ04lU.dpuf
Dijual cepat: S U R G A!
Punyakah kamu surge di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ? - See more at: http://www.pengenbuku.net/2013/02/pintu-harmonika.html#sthash.ejQZ04lU.dpuf
Punyakah kamu surge di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ? - See more at: http://www.pengenbuku.net/2013/02/pintu-harmonika.html#sthash.ejQZ04lU.dpuf
Dijual cepat: S U R G A!
Punyakah kamu surge di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ? - See more at: http://www.pengenbuku.net/2013/02/pintu-harmonika.html#sthash.ejQZ04lU.dpuf
No comments:
Post a Comment